Lihat ke Halaman Asli

Kapolsek Kulisusu dan Kapolres Muna Tidak Profesional

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbuatan Alman seorang Pejabat di Lingkup Dinas Diknas Buton Utara yang mengabadikan dan menyebarkan foto mesumnya dengan salah seorang perempuan pegawai honorer pantas untuk dikutuk. Betapa tidak, foto mesum inipun sudah tersebar luas dihampir seluruh kalangan masyarakat Kulisusu khusunya dan masyarakat Buton Utara pada umumnya dalam 3 (tiga) bulan terakhir ini, bahkan sudah menjadi bahan tontonan hingga dikalanagn pelajar di Buton Utara.

Para tokoh agama, tokoh adat, maupun tokoh masyarakat sudah bereaksi terhadap kasus pornografi yang sudah cukup meresahkan publik di Buton Utara. Bahkan melalui unjuk rasa besar-besaran dari berbagai elemen masyarakat Buton Utara sudah dilakukan terhadap Bupati Buton Utara dan Kepolisian Sektor Kulisusu, dan menuntut agar kasus pornografi yang sudah meresahkan warga Buton Utara tersebut segera diusut tuntas.

Bupati Buton Utara saat itu langsung mengambil langkah dengan membentuk Tim Sembilan Inspektorat Kabupaten Buton Utara untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus pornografi yang terindikasi kuat dilakukan oleh Pejabat Lingkup Dinas Diknas Buton Utara. Setelah dilakukan penyelidikan dengan memanggil ahli telematika-IT yang ada di Buton Utara dan melakukan pemeriksaan terhadap Alman, pihak inspektorat Buton Utara menemukan bukti bahwa gambar mesum tersebut asli dan dari hasil pemeriksaan Alman pun mengakui perbuatannya. Akibatnya Bupati Buton Utara langsung memberikan sanksi pemberhentian saudara Alman dari jabatannya dan mengusulkan penurunan pangkatnya satu tingkat.

Yang justru mengherankan dan membuat pertanyaan Publik Buton Utara hingga saat ini adalah sikap acuh dan tak jelas dari pihak Kepolisian Sektor Kulisusu dalam mengusut kasus pornografi yang dilakukan saudara Alman tersebut. Akibatnya Jumat 22/05/2015 lalu Para tokoh Adat, Tokoh Agama, dan Mahasiswa Buton Utara kembali melakukan unjuk rasa mendatangi Mapolsek Kulisusu. Dari jawaban Kapolsek Kulisusu AKP Lido R. Antoro, saat unjuk rasa terlihat sangat jelas tidak ada perkembangan yang berarti terhadap penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus pornografi yang sudah meresahkan masyarakat ini oleh pihak kepolisian. Kapolsek Kulisusu AKP Lido R. Antoro seperti cuci tangan dengan mengatakan bahwa Kasus pornografi saudara Alman ini sudah dilimpahkan penyidikannya kepada Polres Muna, itu pun tidak ada informasi yang berarti yang diberikan oleh Kapolsek Kulisusu terhadap perkembangan penyidikan yang dilakukan oleh Polres Muna.

Yang juga jadi pertanyaan publik Buton Utara saat ini adalah ada apa atau ada motifasi apa Kapolsek Kulisusu AKP Lido R. Antoro tidak mau mengusut kasus pornografi tersebut di Polsek Kulisusu dan langsung melimpahkan penanganan penyidikannya kepada Polres Muna. Kalau alasan efektifitas penyidikan sangat tidak masuk akal, karena pelaku ada di Kulisusu, bahkan dengan kondisi geografi yang harus menyebrang laut ke Polres Muna, justru penyelidikan dan penyidikan tidak akan efektif. Masyarakat Buton Utara menilai Kaplsek Kulisusu dan Kapolres Muna sangat tidak profesional. Masyarakat Buton Utara dan khususnya masyarakat Kecamatan Kulisusu menilai kasusu pornografi yang melibatkan pejabat Dinas Diknas ini akan “Delapan Enam”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline