Lihat ke Halaman Asli

Genting & Rahasia

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambungan dari sekuel sebelumnya....:)

Satria elang biru berkelebat dengan cepat menuju keraton istana kepatihan. Dalam bathinnya dia bertanya-tanya masalah genting apakah yang sedang dihadapi negeri antah berantah ini. Seperti di ceritakan disekuel sebelumnya ada empat senopati pinilih yang ditugaskan untuk menjaga ketentraman persiapan sayembara ini, mereka adalah satria kembara, jalasutra, raditya serta elang biru sendiri. Keempat satria itu datang hampir berbarengan di istana kepatihan dari arah yang berbeda.

Patih Nirwasita yang sudah menunggu mereka kemudian mengajak mereka berempat menuju ruang pertemuan rahasia. ruangan yang hanya digunakan untuk keperluan yang mendesak dan bersifat rahasia.

'Hormat kami patih', kata mereka serempak.

'Ada hal mendesak dan bersifat rahasia di balik sayembara ini yang perlu kalian ketahui dan kerjakan', begitu si patih memulai pembicaraan.

'Kami berempat siap mendengarkan dan melaksanakan titah sang patih', jawab satria elang biru mewakili teman-temannya.

'Dengarkan baik-baik, ada kegiatan rahasia dari punggawa wasita yang bekerja sama dengan Pangeran Ural dari kerajaan pegunungan ural untuk memenangkan sayembara ini dengan cara yang tidak terhormat', sambung sang patih. Pada sekuel sebelum dijelaskan bahwa pangeran ural ini berasal dari kerajaan seberang di semenanjung pegunungan ural di sekitar wilayah negeri Tionggoan.

'Kami belum jelas dengan penjelasan sang patih, mohon diperjelas', pinta satria jalasutra dengan takzim.

'Begini, saya mendapat kabar bahwa ada kerjasama bersyarat antara punggawa wasita dan pangeran ural untuk memenangkan sayembara bagi putranya', lanjut sang patih.

'Kurang ajar benar punggawa itu, dia tidak tahu berterima kasih pada sri baginda', timpal satria kembara dengan jari tangan terkepal.

'Tenang dulu kalian semua...., saya sudah mencurigai dia semenjak dahulu karena bagaimanapun dia jarang sependapat dengan keinginan sri baginda dan sebenarnya juga dia hanya sabar menunggu kesempatan dan bantuan dari pihak luar untuk menguasai kerajaan ini', papar sang patih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline