Ramadhan meruapakan bulan suci yang penuh kebaikan dan keberkahan, salah satu bukti dari kebaikan dan keberkahan tersebut adalah lingkungan Ramadhan yang diciptakan dengan suasana penuh kedamaian dan ketenangan, idza ja a ramadhanu futihat abwabul jannah wa ghulliqat abwabunnar wa shuffidat as syayathinu ( al Hadis). Sehingga kita merasakan kedamaian hati dan kesejukan jiwa terutama dalam kekhusuan beribadah.
Ramadhan tinggal beberapa hari, ia akan pergi namun ia telah banyak memberikan pesan berharga kepada kita semua hamba Allah dan umat Rasulullah saw; setidaknya ada 5 pesan yang harus selalu kita ingat dari bulan suci ini agar kita benar memperoleh derajat taqwa:
Pertama, pesan datang dan pergi, Ramadhan mengingatkan kita bahwa hidup ini datang dan pergi. Beberapa hari lalu Ramadhan datang kepada kita dan sebentar lagi akanpergi meninggalkan kita. Begitu juga diri kita beberapa tahun lalu kita hadir ke dunia ini la ya'lamuna syaia ( dalam keadaan tidak tahu apa pun), dan suatu saat akan pergi dari dunia ini (antum mauta) kamu akan mati. Wahai manusia yang terlena dengan dunia, wahai makhluk yang terlalaikan dengan waktu dunia, ayyamam ma'dudat, hari-hari mu sebentar hanya beberapa hari, sadarlah bahwa kalian akan pergi jauh, ayna tadzhabun? Kemana pastinya kalian akan pergi? Kalian akan pergi dari dunia hanya dengan dua helai kain kafan dari harta kalian yang berlimpah.
Puasa hanya beberapa hari dari 365 hari yang Allah berikan dalam setahun. Begitu juga Allah berikan kesempatan sedikit di dunia. Karena itu, jangan sia-siakan waktu yang sedikit ini. Sadarlah, bangkitlah, bangunlah dari mimpi dan khayalan mu tentang keabadian dunia ini. Wa lal akhiratu khairul laka minal ula. Akhirat lebih mulya dan lebih baik dari dunia.
Pesan kedua, puasa memberikan pesan tentang kesederhanaan (wira'i), lihat bagaimana orang yang berpuasa bersikap sederhana. Ia dituntut bukan hanya menahan dari yang membatalkan puasa tetapi juga menahan dari segala keinginan yang berlebihan dan segala keserakahan. Jangankan yang haram, halal pun ditinggalkan.
Dalam kitab tafsir ibnu Katsir. Sahabat Ibnu Masud menceritakan kesedrhanaan Rasulullah saw yang tidur di atas tikar, ketika beliau bangun, maka badannya terlihat bekas tanda anyaman kayu tikar tsb, kemudian sahabat menawarkan kasur empuk yang bisa digunakan beliau, tapi beliau menjawab, ma ana wad dunya, innama masali wa masalid dunya karakibin zhalla tahta syajaratin, tsumma raha wa tarakaha. ( apa kepentinganku dg dunia, kecuali seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon rindang, kemudian dia pergi dan meninggalkannya.
Puasa memberikan pesan bahwa kita tidak seharusnya memaksakan kehendak kita atau kemauan kita meskipun itu halal, karena bisa jadi ada orang lain yang lebih butuh dari kita. Dunia modern ini membuat kita hidup lebih hedonis, lebih senang dengan suatu yang banyak, lebih bangga dengan kemewahan. Padahal Allah berpesan al hakumut takatsur hatta zurtumul makobir.
Pentingnya kesederhanaan dalam kehidupan ini adalah agar hidup tidak berorientasi untuk apapun kecuali ridha dan ampunan Allah swt. Karena itu doa yang dianjurkan dalam akhir bln ini adalah allahumma innaka 'afuwwun karim tuhibbul 'afwa fa'fu anni.
Ketiga, puasa memberikan kesadaran tentang kelemahan diri kita. Bahwa puasa membuat diri kita lemah tidak berdaya bukan karena tidak makan dan minum sebetulnya tetapi karena menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam diri. Innan nafsa la ammaratun bis sui. ( nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan).
Puasa memperjelas bahwa diri kita ini benar2 lemah, sangat bergantung, dan tidak ada kekuatan sedikit pun kecuali atas izin Allah swt. Puasa mengajarkan bahwa harta yang kita miliki ini hanya tiga, pertama, ada harta yang kita makan untuk sahur dan berbuka, semuanya akan musnah menjadi kotoran, kedua, harta yang kita gunakan seperti pakaian untuk menutupi diri kita dari panas atau dingin dan harta ini juga akan lapuk, kusam dan binasa. Sedangkan harta ketiga, ada harta yang digunakan untuk bershadqah atau infak yang sangat dianjurkan di bulan ini, dan harta yang dishadaqahkan ini adalah harta milik kita sebenarnya, namun sayangnya tidak banyak yang memanfaatkan harta untuk shadaqah ini. Selebihnya harta itu disimpannya, harta yang disimpannya itu adalah harta yang akan menjadi milik orang lain, mungkin milik travel, milik penjual kurma dan mungkin akan berpindah kepemilikan kepada ahli warisnya. Jadi kita memang tidak banyak berdaya, Allah mungkin bisa saja membuat kita lemah, sakit atau ujian lainnya sehingga kita tidak berdaya.
Oleh karena itu, wahai manusia yang angkuh, manusia sombong, lihatlah bagaimana orang2 sebelum kalian telah dibinasakan karena keangkuhan dan kesombongan mereka. Firaun lebih berkuasa dari kalian telah binasa, Raja Namrud jg telah dibinasakan. Silahkan lakukan semau kalian, tapi ingat semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.