Lihat ke Halaman Asli

Friendly Match Indonesia vs Montenegro

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Timnas U23 baru saja kembali setelah meraih medali perak di Olimpiade London 2012. Masyarakat Indonesia berpesta. Tetapi, pesta bukan berarti aktivitas dunia sepak bola Indonesia berhenti sementara.

Tiga hari setelah final Wembley, Indonesia kembali menggelar pertandingan persahabatan dengan Montenegro. Tetapi, kali ini yang bertanding bukan timnas U23 melainkan tim senior yang dikapteni oleh Bambang Pamungkas, striker legendaris Indonesia yang bermain untuk Borussia Dortmund.

Friendly match kali ini tak dihelat di Soekarno Arena, tetapi di Baliem Pride City, Wamena. Anak asuhan Alessandro Melli memulai pertandingan dengan formasi 4-4-2. Gusnanda Dewa, kiper Sawerigading turun sejak menit pertama. Empat pemain di didepannya adalah duet Abdul Rahman dari Persatuan Andalas dan bek tangguh milik Royal Mataram, Wahyu Wijiastanto. Keduanya diapit oleh duo Zulkifly Syukur dan Muhammad Nasuha, yang bermain untuk Nagasaki FC.

Lini tengah dihuni oleh Ian Kabes dan Immanuel Wanggai dari Mutiara Hitam, Atep gelandang serang Maung Lodaya, dan Sam Feriawan yang bermain di Persatuan Andalas. Yongki Aribowo, penyerang St Gallen, diplot menemani kapten Bepe di lini serang.

Sebelum kick off, lagu kebangsaan kedua negara dikumandangkan. Saat “OJ, Svijetla Majska Zoro” dinyanyikan, penonton yang mayoritas orang Indonesia berdiri dengan khidmat menghormati lagu kebangsaan Montenegro tersebut. Saat “Indonesia Raya” mulai berkumandang, seisi stadion bernyanyi dengan khidmat yang menghadirkan suasana haru dan menggetarkan hati setiap insan manusia Indonesia.

Tepat pukul 20:30 WIT, Wasit Mick Robert dari Selandia Baru meniup peluit tanda dimulainya partai ini. Montenegro yang dimotori Mirko Vucinic, Jovetic, dan bintang baru Arsenal Radovan Dona-Cevic langsung menggebrak dari menit pertama.

Peluang pertama langsung dipetik Montenegro di menit 3. Marko Basa melewati Wahyu dan melepaskan tembakan dari sudut kanan pertahanan Indonesia, Gusnanda mampu membuang bola walaupun dengan susah payah.

Tak mau kalah, Indonesia balik menyerang. Menit 9, Ian Kabes kontrol bola dengan dada dan melewati Jovanovic dengan mudah. Ian lalu melakukan crossing ke tengah, disambar Bepe yang melompat lebih tinggi dari yang lain. Sayang sundulannya sedikit melebar.

Pertarungan berlangsung ketat. Meski hanya bertajuk pertandingan persahabatan kedua tim serius. Sesumbar Kapten Montenegro Slobodan Pedraglovic saat konferensi pers bahwa mereka akan mengalahkan timnas dengan skor telak diejawantahkan dengan permainan cepat dan terus mencoba menekan.

Meski lebih banyak dipaksa bertahan, Indonesia bisa mencuri keunggulan lebih dahulu. Di menit 21, Immanuel Wanggai menjatuhkan Vokcevic di sisi kanan kotak penalti. Tendangan bebas dieksekusi Jovetic yang tak langsung menembak ke arah gawang, bola dipetik oleh Gusnanda tepat di kepala Delibasic.

Dengan sigap ia melihat Yongki yang bebas. Yongki yang sekali kontrol langsung lewati Jovanovic, lalu lepas bola ruang pada Bepe yang berlari tak terkawal. Sekali kontrol, Bepe masuk kotak penalti dan sontek bola pelan lewati jangkauan Mladen Bozovic, GOL!!!

Ada yang unik saat perayakan gol sang Kapten. Tarian Yosim Pancar dan suara khas suku lembah Baliem terdengar membahana di stadion, Bepe lantas berlari ke sudut dan terima hadiah koteka. Ian Kabes dan Immanuel Wanggai ajarkan Bepe beryosim pancar di sudut gawang sebagai selebrasi sekaligus menghibur penonton yang hadir.

Sorak sorai suporter yang hadir di Baliem Pride City semakin membahana dan mampu memengaruhi mental pemain Montenegro yang terlihat tampak gentar. Hingga jeda babak pertama, skor 1-0 untuk Indonesia tetap bertahan.

Di paruh waktu, Alesandro Melli melakukan 3 pergantian sekaligus mengubah pola jadi 4-3-3. Romario Fajrianto (Manahan VB) masuk menggantikan Bepe, Aaron Winter Manuhutu (Mutiara Hitam) untuk Atep, Cristofer Waworuntu (Moraya Minahasa) untuk Abdul Rahman.

Pertarungan ketat di lini tengah semakin kentara. Immanuel Wanggai memimpin lini tengah dengan sempurna sementara di kubu Montenegro, Jovetic adalah jendral yang sempurna.

Menit 55, Nasuha jatuhkan Pekovic di sisi kanan pertahanan Indonesia. Jovetic kembali yang jadi eksekutor. Dia mengirimkan bola ke kotak penalti, terjadi perebutan antara Cristofer dan Vucinic, bola disapu keluar oleh Aaron, tendangan penjuru untuk Montenegro. Sepak pojok kembali diambil Jovetic. Bola hasil tendangan sudut berhasil disundul oleh Basa dan lewati jangkauan Gusnanda, bola liar disambar oleh Delibasic, GOL!!!

Montenegro menyamakan kedudukan. Gol yang sejenak menghentak publik Baliem yang diam seketika. Tetapi, suasana itu tak berlangsung lama, Baliem kembali ramai.

Memasuki menit 70, pemain Montenegro nampak mulai kelelahan. Udara tipis Wamena nampaknya tak bersahabat dengan pemain Montenegro. Udara yang tipis cepat menguras fisik pemain. Kondisi yang sama biasa kita temui di La Paz, Bolivia.

Ale Melli pun kembali melakukan pergantian pemain di menit 71. Suprapto dari Tugu Semarang menggantikan Zulkifli Syukur, Iskandar Zulkarnain (Sochaux) dan Donny Prasetyo (Jakarta Metropolitan) masuk menggantikan Nasuha dan Wahyu.

Dengan kondisi fisik yang lebih bugar, tentu ini keuntungan bagi Indonesia. Sam Feriawan menerima bola dari Iskandar. Dengan dribble menawan dirinya melewati 4 pemain Montenegro yang kelelahan. Sam passing rendah pada Immanuel yang mengolong bola diantara kedua kakinya agar bola mulus diterima Ian Kabes. Dengan sigap sekali kontrol bola dibawa masuk kotak penalti dan melepaskan tembakan melengkung ke sudut kanan gawang, GOL!!! Indonesia memimpin 2-1 di menit 77.

Menit 83, Ashabul Kahfi (Surabaya Sakti) menggantikan Immanuel. Keluarnya Immanuel disambut standing ovation dari suporter. Permainan ciamik Immanuel memang layak disanjung demikian.

Masuknya Ashabul Kahfi langsung berdampak baik. Indonesia kembali menambah keunggulan di menit 87. Gol dimulai oleh permainan satu dua Ian Kabes dengan Ashabul. Melihat Sam berlari bebas dengan cekatan dia memberikan bola pada Sam yang dengan sekali sentuh meneruskan bola kepada Romario, masuk kotak penalti, ia bagai menari saat mengelabui 3 bek yang kelehanan dan diakhiri sontekan pelan yang tak bisa dijangkau, Gol!!!

Skor 3-1 bertahan hingga usai. Dengan ini poin FIFA Indonesia meningkat dan akan berada di posisi 38 dunia. Hasil positif ini sekaligus jadi kado indah ulang tahun ke 67 Indonesia.

Sorak sorai membahana di seluruh penjuru stadion. Warga Wamena memimpin koor panjang lagu “Apuse” sembari mengibarkan spanduk raksasa bertuliskan “Apuse is our song, not Malaysian!”. Super Wanatik pendukung Badai Wamena selaku tuan rumah lantas menjamu semua suporter yang ke Wamena dengan menggelar pesta bakar babi di pusat kota. Sungguh malam yang indah di Wamena.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline