Lihat ke Halaman Asli

Mewujudkan Pendidikan Berkualitas: Bapak Pendidikan Indonesia dengan Prinsip Ing Ngarso Sung Tulodo

Diperbarui: 14 Oktober 2024   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Dokumentasi Kegiatan ISLC 2022

Krisis moral dan karakter merupakan aspek diluar akademis, tetapi ini sebuah kebetuhan mendesak untuk membangun pengembangan sumber daya manusia yang menjunjung tinggi karakter dan nilai moral di kalangan mahasiswa sebagai implementasi Pancasila. Mahasiswa adalah manusia yang mempunyai intelektual yang kritis, cerdas dan tidak melupakan aspek penting etika dan tanggung jawab. Pendidikan karakter haruslah menjadi kurikulum pokok yang sudah menjadi komitmen para pendiri bangsa. Dengan mengimplementasikan karakter -- karakter dari Ki Hajar Dewantara ini kita akan mengetahui bagaimana pendidikan ini berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada, dengan segala jasa dan pengorbanan dalam bidang pendidikan, beliau sangat pantas menyandang gelar Bapak Pendidikan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara lahir di Surabaya pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat, mulai menamatkan sekolah dasar, beliau melanjutkan pendidikannya ke Jakarta yaitu di STOVIA tetapi tidak sampai selesai. Beliau memilih menjadi seorang wartwan dan membantu pekerjaadi dibeberapa surat kabar, selain itu seiring berjalannya waktu Ki Hajar Dewantara ikut serta membentuk komite Bumiputra, untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda, beliau juga mendirikan Indische Partij yang bertujuan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Ia mulai menggarap beberapa program pada bidang pendidikan dengan mendirikan Taman Siswa, sebuah pendidikan yang bertarap nasional. Dengan menanamkan pendidikan karakter, menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Dengan beberapa tantangan dan rintangan tetapi beliau menghadapi hal tersebut dengan semangat dengan visi memajukan pendidikan Indonesia. Sewaktu pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada 1943, ia duduk sebagai salah seorang pemimpinnya bersama Ir. Sukarno, Drs. Muhammad Hatta, dan K.H. Mas Mansur. Selain itu, jabatan yang pernah dipegangnya setelah Indonesia merdeka ialah Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Prinsip kepemimpinan yang menjadi gagasan Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan pendiri Taman Siswa yaitu "Tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tuladha" yang berarti 'Di belakang memberi dorongan, di tengah membangun semangat, di depan memberi contoh.' Prinsip -- prinsip tersebut selalu dipakai dalam sistem pendidikan kita, dari prinsip tersebut merupakan visi pendidikan Indonesia kedepan, sosok dikenal sebagai pelopor  pendidikan kemandirian di Indonesia. Dia memberikan penjelasan tentang bagaimana pentingnya pendidikan yang memberdayakan individu untuk mengembangkan karakter kehidupan, mandiri secara intelektual maupun sosial budaya. Teladan ini mengajarkan kita pentingnya memiliki sikap bertahan hidup dengan berusaha dan berdoa untuk mencapai tujuan hidup. Beliau juga selalu mengedepankan asas keadilan dalam setiap tindakan sebagai landasan utama pendidikan, dengan tidak pandang bulu, seluruh masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Karakter selanjutnya yaitu kepemimpinan yang menginspirasi, sosok Ki Hajar Dewantara terkenal yang visioner dan inspiratif dengan memberi contoh dan menginspirasi orang lain dengan berbagai strategi dengan kepemimpinannya adalah hal yang dapat kita pelajari, ketekunan dan semanagat pantang menyerah menjadi sangat melekat dalam kehidupan Ki Hajar Dewantara, dia tidak pernah menyerah dalam sikap ketekunannya dengan menghadapi banyak rintangan dan tantangan untuk meraih kesuksesan. Rendah hati dalam kesederhanaan adalah titik tertinggi menjadi manusia yang visioner, selalu menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama, sehingga beliau selalu dimudahkan dalam segala perjuangan yang sudah menjadi tujuan hidup beliau.

Implementasi nilai-nilai pancasila sudah tertera jelas untuk bidang pendidika meliputi semua asas juga termasuk pendidikan di Indonesia, mulai dari sila ketuhanan, sila kemanusiaan, sila persatuan, sila kerakyatan dan sila keadilan, dengan pendidikan dan karakter yang diimplementasikan oleh Ki Hajar Dewantara kita jadi mengetahui dengan jelas bagaimana karakter beliau sangat berpengaruh terhadap kemajuan sumber daya manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline