Lihat ke Halaman Asli

BERITA NANGGROE

Pusat Informasi Rakyat

Paradigma Leadership dan Karakter Kepemimpinan dalam Islam

Diperbarui: 2 Februari 2021   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Pimpinan Kemahasiswaan Politeknik Kutaraja dan Politeknik Kelautan dan Perikanan Aceh (21/01/2021) Auditorium Politeknik Kutaraja/dokpri


"Setiap diri kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas apa  yang kamu pimpin” ___Al-Hadits.

Ubahlah paradigma kita untuk fokus pada kedisiplinan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, bukan pada hasil akhir.

Bila seorang muslim memiliki visi atau tujuan akhirat , maka proses dan tahapan menuju tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

Kita mencotohkan visi : “Menggapai Ridho Allah untuk mencapai surga”.

Maka misi yang harus dilalui adalah “ Menjadi Khalifah (pemimpin) dimuka bumi yang bertaqwa kepadaNya denga menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya”.

Apabila diimplementasikan dalam level kepemimpinan Islam, dalam hal sebagai khalifah dimuka bumi, hal ini dapat kita simpulkan dalam lima level kepemimpinan seorang muslim.

Level Kesatu (Muslim)
Level ini merupakan level terendah dari performance seorang muslim. Gambaran pada level ini adalah seseorang sadar bahwa dirinya merupakan seorang muslim karena sudah memiliki Kartu Identitas berupa KTP, karena ia telah bersyahadat ataupun pakaiannya dan aktifitasnya sudah menyerupai muslim lain yang taat.

Level Kedua (Mukmin)
Seseorang dikatakan mukmin bila ia sudah beriman. Pada level ini seseorang telah mengkaji syariat islam secara mendalam dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk dirinya sendiri . Level ini sudah lebih tinggi dari level sebelumnya, disini sudah mulai fokus pada dirinya sendiri dan bukan pada orang lain. Karena dengan beribadah ia berharap fahala dari Allah SWT.

Level Ketiga (Muhsin)
Ini merupakan tingkatan seorang muslim yang mau memperbaiki segala perbuatannya kearah yang lebih baik . Disini seseorang sudah mulai memperhitungkan kualitas dari apa yang sedang ia kerjakan.

Bahkan sudah mengajak orang lain untuk menjadi lebih baik dengan cara yang lebih baik pula. Melakukan kebaikan disebut Ihsan, ihsan meliputi segal perbuatan yang baik terhadap diri sendiri  maupun orang lain.
Seseorang muslim pantas disebut muhsin bila ia dapat mendatangkan manfaat untuk lingkungan sekitarnya dan melakukan amar makruf nahi mungkar.

Level Keempat (Mukhlishin)
Tulus ikhlas tanpa diminta dan tidak ingin terlihat baik pada orang lain, ini merupakan tingkatan diatas muhsin dan berada pada level keempat. Seseorang yang sudah sampai pada tingkatan ini lebih antusias dalam bekerja dan melakukan suatu pekerjaan dengan bahagia dan tanpa keterpaksaan serta selalu istiqamah.
tidak terpengaruhi dirinya oleh sesuatu untuk terus berbuat kebaikan , contoh, bila ia seorang Hakim, Jaksa, maupun Polisi, ia akan tulus ikhlas menjalankan pekerjaannya tanpa terpengaruh sogokan, uang, harta, wanita dan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline