Lihat ke Halaman Asli

Hasbi Aswar

Akademisi

Menguatkan Proyek Islamisasi dalam Kajian Hubungan Internasional

Diperbarui: 21 Maret 2022   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya islamisasi ilmu pengetahuan itu bukan sekedar upaya memberikan alternatif dari gagasan pengetahuan kontemporer yang bertumpu pada peniadaan peran spiritualitas atau agama. Kemudian itu menjadi produk pengetahuan. Tidak hanya itu.

Islamisasi ilmu pengetahuan adalah Gerakan yang berjuang untuk melawan hegemoni pengetahuan sekuler dengan klaim -- klaim objektifitas, netralitas dan universalitasnya dengan menunjukkan sisi universalitas dan objektifitas Islam demi kemanfaatan untuk semua, manusia dan alam semesta.

Karena ini adalah sebuah gerakan maka agar dapat menciptakan perubahan perlu terus melangkah dengan efektif melibatkan gagasan dan gerak yang terstruktur.

Gagasan yang dimaksud bertumpu pada kesadaran yang benar tentang Islam. Bahwa Islam itu bukan sekedar religion atau belief system tapi ia adalah asas dari sebuah peradaban dan paradigma dalam melihat segala fenomena yang terjadi. Kesadaran tentang penciptaan bahwa segala wujud materi diciptakan oleh al-Khalik, dan manusia punya kewajiban untuk menciptakan keseimbangan di bumi dengan menjalankan hukum -- hukum qauliyah-Nya.

Dengan cara pandang ini, maka para peneliti, pemikir dan penstudi hubungan internasional akan selalu menjadikan tauhid sebagai penggerak segala aktifitas ilmiahnya. Mulai dari memilih objek kajian, menemukan hakikat dari sebuah realitas, dan memberikan penilaian terhadap realitas tersebut.

Secara sederhana, seorang pengkaji Muslim tidak mungkin menjadikan kebohongan dan hoax sebagai basis data dan tidak mungkin juga menawarkan gagasan yang berdampak pada kerusakan manusia dan kehidupan.

Sebagai sebuah gerakan dalam dunia kajian hubungan internasional, proyek Islamisasi HI harus mampu membumikan gagasan -- gagasannya dengan sistematis dan dengan argumentasi kuat nan rasional agar bisa diterima di kalangan pengkaji dan peneliti hubungan internasional global.

Beda -- beda pemikiran tidak masalah yang penting ruh islamisasinya tetap sejalan. Tidak pakai kata Islamisasi atau perspektif Islam pun tidak masalah selama ruh itu tetap ada.  

Selain gagasan, perlu juga mengatur Langkah agar bisa terus maju dan menjadi pendobrak. Langkah itu tidak perlu terlalu kencang tapi langkahnya harus berjamaah dengan ritme yang teratur dan kesadaran Islamisasi yang sama yang mengikat para penggeraknya. Dengan itu berbagai karya bisa diciptakan, kajian, diskusi, buku, seminar, Kerjasama dan lain -- lain.

Yang paling penting untuk ditekankan adalah bahwa, gerak perjuangan Islamisasi HI ini adalah bagian dari amal sholeh, sehingga orang -- orang yang terlibat memang mesti ikhlas, berani berkorban dan tidak jatuh hanya karena menemukan jalan -- jalan yang terjal.

Harus selalu diingat, bahwa orang yang berjalan diatas Islam itu adalah mereka yang berjalan di jalan yang lurus. Jadi selalu rapikan pikiran, rapatkan barisan dan terus berjuang dalam dakwah Islamisasi kajian hubungan internasional.

Sebuah Refleksi menyambut kongres INSIERA

(The Indonesian Islamic Studies and International Relations Association, 19-20 Maret 2022, UII Yogyakarta).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline