Lihat ke Halaman Asli

Belajar Nahwu Shorof dan Menghafal Mufrodat, Manakah yang Didahulukan?

Diperbarui: 20 September 2019   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini memang cukup sering ditemukan pertanyakan mengenai "mulai dari manakah kita belajar bahasa Arab?" apakah harus dimulai dengan menghafal kosa katanya yang begitu banyak? Atau Apakah harus dimulai dengan belajar Nahwu dan Shorof yang begitu rumit? Seperti itulah kurang lebih pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para peserta didik kepada para pendidik mereka.

Sejatinya, belajar bahasa Arab bisa dimulai dengan apa yang dirasa cukup mudah oleh diri kita karena setiap orang mempunyai rasa kesulitan yang berbeda dalam beberapa hal. Apabila sesesorang dipaksa dalam memulai suatu pekerjaan tanpa didasari oleh rasa keinginan yang kuat maka dapat dipastikan ia akan merasa kesulitan untuk menguasai dan menjadi mahir dalam pekerjaan tersebut.

Dalam pembelajaran bahasa Arab hal diatas juga bisa terjadi, jika seseorang dipaksa untuk untuk menghafal mufrodat yang cukup banyak sedangkan ia tidak mempunyai keinginan yang tinggi sehingga membuatnya merasa kesulitan dalam menghafal bisa jadi malah ia menjadi bosan dan malas untuk mempelajari bahasa Arab. Begitupun sebaliknya pada seseorang yang mempelajari nahwu dan shorof dengan sebuah paksaan.

Sejatinya harus kita sadari, masih-masing dari keduanya tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya, dalam menghafal mufrodat memang akan memperkaya kosa kata bahasa Arab, namun dengan menumpuk dan memperkaya kosa kata saja tentunya akan membuat kita jenuh dan bosan selain itu kita juga tidak bisa mengungkapkan dan mengekspresikan tujuan seseorang dalam menyampaikan sesuatu. Sehingga belajar nahwu dan shorof sangat dibutuhkan untuk mampu merangkai sebuah kalimat agar mempu mencapai tujuan dalam penyampaian sesuatu.

Sedangkan dalam mempelajari nahwu-shorof memang akan membuat kita mengerti akan susunan gramatikal kalimat bahasa Arab dan cara mengaplikasikannya sehingga butuh waktu yang tidak sedikit serta cukup membuat kita mengasah otak. Namun apalah daya daya jika faham akan ilmu nahwu dan shorof namun tidak mempunyai kosa kata yang banyak tentunya kita tidak akan meampu merangkai kalimat dan tidak mampu mencapai tujuan dalam penyampaian sesuatu.

Hal yang sebenarnya harus kita garis bawahi adalah tidak pentig kita harus memulai belajar bahasa Arab dari mana, tetapi yang terpenting adalah kita harus mempunyai keinginan dan niat yang cukup tinggi untuk mempelajari bahasa Arab karena berawal dari niat kita akan mampu melangkah lebih jauh lagi kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline