Lihat ke Halaman Asli

Hasan Syauqi

Advokat rasa Psikolog

Kenapa Manusia Sama Seperti Monyet?

Diperbarui: 21 September 2024   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada penjelasan kali ini, kita akan melihat penggambaran fenomena yang dilakukan oleh lima ekor monyet, dan bagaimana miripnya dengan kebanyakan manusia dalam hal mengikuti norma dan kebiasaan dalam masyarakat manusia. Di mana tindakan tertentu dilakukan tanpa peran penting dari kemampuan berpikir manusia yang benar dan baik.
Kita akan masuk terlebih dahulu dengan eksperimen five monkeys. Eksperimen "Five Monkeys" adalah sebuah eksperimen terkenal yang sering digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana norma sosial dan budaya dapat terbentuk dan diwariskan melalui kelompok, meskipun individu dalam kelompok tersebut mungkin tidak memahami alasan di balik norma-norma tersebut.

Untuk deskripsi tentang bagaimana eksperimen ini dilakukan, kita harus melihat bagaimana proses eksperimen ini dilakukan.

https://goodville.me//articles/social-learning-or-manipulation-of-depression

Berikut adalah deskripsi rinci tentang bagaimana eksperimen ini dilakukan:


Tahap 1: Persiapan
Kandang dan Peralatan:
    * Sebuah kandang besar disiapkan untuk lima monyet.
    * Di tengah kandang, ada sebuah tangga yang dapat dinaiki oleh monyet.
    * Di atas tangga, sebuah pisang digantung sebagai daya tarik bagi monyet untuk memanjat tangga.


Tahap 2: Memulai Eksperimen
1. Memperkenalkan Monyet:
    * Lima monyet dimasukkan ke dalam kandang.
2. Respons Awal:
    * Salah satu monyet akan mencoba untuk memanjat tangga untuk mengambil pisang.
    * Segera setelah monyet tersebut mulai memanjat, semua monyet dalam kandang disemprot dengan air dingin.
3. Menghindari Hukuman:
    * Setelah beberapa kali percobaan di mana setiap kali ada monyet yang mencoba mengambil pisang, semua monyet disemprot dengan air dingin, mereka mulai memahami bahwa mencoba mengambil pisang akan mengakibatkan hukuman bagi seluruh kelompok.
    * Akibatnya, setiap kali ada monyet yang mencoba memanjat tangga, monyet lain akan segera menariknya turun untuk menghindari disemprot air dingin.


Tahap 3: Mengganti Monyet
1. Mengganti Monyet Pertama:
    * Salah satu monyet asli diganti dengan monyet baru yang tidak pernah disemprot air dingin.
    * Monyet baru melihat pisang dan mencoba memanjat tangga.
    * Dengan segera, monyet lain menarik monyet baru tersebut dan memukulnya untuk mencegahnya memanjat tangga.
2. Pembelajaran Sosial:
    * Monyet baru belajar bahwa mencoba memanjat tangga akan mengakibatkan pemukulan oleh monyet lain, meskipun monyet baru tersebut tidak pernah mengalami disemprot air dingin.
3. Mengulangi Proses:
    * Secara bertahap, satu per satu monyet asli diganti dengan monyet baru.
    * Setiap monyet baru yang mencoba memanjat tangga diperlakukan dengan cara yang sama oleh monyet lainnya, termasuk oleh monyet-monyet yang belum pernah disemprot air dingin tetapi telah belajar untuk tidak memanjat tangga.


Tahap 4: Hasil Akhir
Kondisi Akhir:
    * Akhirnya, semua monyet asli telah diganti dengan monyet baru yang tidak pernah disemprot air dingin.
    * Meskipun tidak ada monyet di dalam kandang yang pernah mengalami hukuman air dingin, semua monyet tetap mencegah siapa pun mencoba memanjat tangga.

Lalu pertanyaannya, di mana letak kesamaan antara monyet-monyet itu dengan manusia?

Photo by Yan Krukau: https://www.pexels.com/photo/woman-feeding-monkey-on-street-5479886/

Teori Five Monkeys memiliki kesamaan yang kuat dengan berbagai bentuk bias kognitif, atau kesalahan berpikir yang dilakukan oleh manusia pada umumnya. Berikut adalah beberapa korelasinya:
Pertama, agar merasa diterima dan menghindari konflik dalam memasuki kelompok, manusia cenderung mengikuti perilaku kelompok yang ingin mereka ikuti, meskipun tanpa pemahaman mendalam. Seperti halnya monyet-monyet baru yang menggantikan monyet lama dan mengikuti perilaku sisa kelompok monyet lama, dalam hal ini untuk menghindari tangga, meskipun para monyet baru itu tidak memahami alasannya.

Kecenderungan manusia untuk diakui dan masuk dalam suatu kelompok mungkin akan terdengar aneh bagi sebagian kalian, terutama dalam pandangan era kontemporer saat ini, di mana konsekuensi dari ekosistem sosial, rasa individualitas sebegitu besarnya meskipun tidak melepas rantai sosial dalam kelompok masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline