Lihat ke Halaman Asli

Hasannudin udin

Guru SMA Islam Al-Azhar Bumi Serpong Damai

Ojol, Antara Kecemasan dan Harapan

Diperbarui: 8 September 2024   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Menjadi Ojol bukan tujuan hidup, tetapi pengatnya  kehidupan  membuat tidak berdaya  melakoni profesiyang tidak senafas dengan jiwaku.

Sudah kukirim tak terbilang  lamaran kerja, namun  sia-sia belaka dan  hanya membuang-buang waktu tanpa harapan.

Ojol menjadi  harapan  nyata untuk menyambung kehidupan keluargaku, daripada masih bermimpi terus bekerja di kantor.

Pagi hari sudah  berbegas  membunyikan kuda besiku,   menyisir jalan untuk meraih rijki  untuk menyambung kehidupan.

Sudah berputar dan kulewati jalan berbeda, menunggu panggilan suara indah dari konsumen belum terdengar.

Kadang   kuberhentikan kuda besiku   sambil menunggu panggilan konsumen, ketika menunggu itulah membawaku  antara  harapan dan kecemasan  .

Masih terbelenggu  dalam kegelisahan  bercampur ketidak pastian, menyatu dalam jiwaku saat lama menunggu  menanti suara indah dering panggilan Konsumen

Riang hatiku dan hilang kesedihan saat telpon berdering panggilan dari konsumen, berbegas tanpa keraguan  menjemput konsumen .

Bahagia bagiku  saat mendengar    ada panggilan  konsumen, dan penderitaaku saat hilangnya  panggilan dari konsumen.

Deru dijalan raya kujalani  hari-hariku,   harapan dan kecemasan selalu bersama-sama, dan aku tidak bisa memilihnya.

Apakah menjadi Ojol menjadi  perjalan terakhir kehidupanku,  hanya sang waktu  dak takdir  ilahi yang bisa menjawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline