Lihat ke Halaman Asli

JK-Mahfud, Patut Dipertimbangkan

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13560218811168007093

Wacana untuk mengusung Capres-Cawapres pada 2014 mendatang kian ramai. Muncul lagi pasangan alternatif yakni JK-Mahfud yang dilontarkan oleh media setelah kedua tokoh ini menjadi pembicara di acara Silaknas ICMI di JCC. Sangat wajar jika ide pasangan JK-Mahfud dilontarkan mengingat kedua tokoh ini berada pada peringkat atas beberapa survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei. Tingkat popularitas JK maupun Mahfud sangat tinggi karena keduanya sekian lama memangku jabatan publik penting di negeri ini. [caption id="attachment_230654" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Detik Foto"][/caption] Yang khas dari pasangan ini adalah sebagai berikut: Pertama, kombinasi ekonom dan ahli politik (hukum). JK sebelum menjabat Wapres dikenal memiliki latar belakang seorang pengusaha atau manajer yang menguasai ekonomi mikro maupun makro. Sebagai mantan ketua sebuah partai besar dan pernah menjabat Wapres, tentu pengalaman politiknya juga tidak diragukan lagi. Dalam bidang ekonomi, JK dikenal banyak memperjuangkan kepentingan rakyat banyak dengan kebijakan-kebijakannya yang pro rakyat dibanding pro pengusaha besar. Program pengalihan dari minyak tanah ke BBG dan tidak setujunya JK pada baill out Bank Century menunjukkan keberpihakan JK pada kepentingan bangsa. Adapun Mahfud adalah seorang professor di bidang Hukum Tata Negara yang juga pernah menyandang gelar Magister di bidang Ilmu Politik. Jabatan sebagai Ketua MK yang didudukinya sekarang dan pengalaman sebagai menteri menunjukkan bahwa ia menguasai bidang politik maupun hukum. Kedua, Kombinasi Tua-Muda. Dari sisi usia, JK tergolong figur yang usianya cukup tua. Umurnya yang memasuki usia 71 tahun masih memungkinkan untuk diberikan kesempatan satu periode menjadi RI1. Adapun Mahfud yang masih berusia 55 tahun masih tergolong muda untuk menduduki jabatan politik tertinggi di negeri ini. Jabatan Wapres bisa jadi batu loncatan untuk menduduki RI1 nantinya. Dari segi usia, diharapkan keduanya bisa saling melengkapi. Ketiga, pasangan paling banyak bicara namun dikenal tegas. Karakter JK maupun Mahfud agak mirip dengan gradasi yang berbeda dalam soal gaya komunikasi. Keduanya terkesan blak-blakan dalam berbicara namun juga dikenal tegas, tidak plin-plan dan konsisten dengan ucapan dan perbuatan. Latar belakang kultur Bugis dan Jawa Timur sepertinya sangat berpengaruh pada pola komunikasi kedua tokoh ini. Keempat, pasangan yang dibenci para koruptor. Figur JK dan lebih-lebih Mahfud tentu saja akan sangat mendapat resistensi dari para koruptor di negeri ini. Bila melihat integritas dan bila dicermati pernyataan-pernyataan Mahfud selama ini tentang korupsi yang merajalela, maka para koruptor akan berusaha agar pasangan ini tidak terpilih. Sangat tepat bila JK memberikan wewenang sepenuhnya kepada Mahfud untuk memegang "tongkat komando" pemberantasan korupsi di negeri ini misalnya diberi kewenangan untuk menunjuk dan mengawasi kinerja Jaksa Agung, Kapolri, dan Menteri Hukum dan HAM. Adapun JK sebaiknya lebih banyak fokus mengurusi masalah sosial dan ekonomi. Sebuah pembagian kerja yang ideal sehingga tidak ada lagi istilah "ban serep" untuk posisi Wakil Presiden. Kelima, pasangan yang tidak punya partai politik namun dilirik banyak parpol. Meskipun JK pernah menjabat ketua umum Golkar, namun saat ini golkar berada di bawah kendali Abu Rizal Bakrie. JK maupun Mahfud tidak termasuk tokoh yang memimpin suatu partai politik dan tidak masuk dalam kepengurusan partai politik manapun. JK dikenal sosok yang bisa diterima oleh berbagai kalangan dan memiliki hubungan pribadi yang baik dengan elit-elit partai besar maupun kecil, juga bisa diterima di kalangan partai nasionalis maupun partai yang berbasis agama. Jadi meskipun keduanya tidak punya partai, pengurus maupun basis massa partai tetap akan "jatuh hati" pada pasangan ini. Pernyataan salah seorang pengurus PKB yang ingin mengajak Golkar untuk mengusung pasangan JK-Mahfud adalah bukti bahwa dukungan partai besar pada pasangan ini sangat mungkin. Banyak pengamat menilai bahwa partai-partai besar mengalami "krisis figur" untuk diusung sebagai calon pemimpin. Kalaupun tidak dapat dukungan partai, apakah pasangan JK-Mahfud dapat maju sebagai calon independen? Keenam, Kombinasi Luar Jawa-Jawa. Meskipun tidak ada relevansinya dengan kualitas calon, namun realitas politik di negeri ini masih menunjukkan bahwa kombinasi Luar Jawa-Jawa atau sebaliknya merupakan kombinasi pasangan yang dianggap ideal oleh pemilih mayoritas. Kombinasi ini dianggap merepresentasikan prinsip kebhinekaan bangsa Indonesia. Itulah keenam kekhasan pasangan JK-Mahfud yang sekaligus merupakan keunggulan pasangan ini untuk dipertimbangkan  sebagai salah satu alternatif pilihan pada pilpres 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline