Mau aktivis kek, mau aktebel, terserah pokoknya gua kagak peduli yang namanya gitu-gituan. Yha, jadi orang jangan cuek bebek gitu donk. Kita ini khan makhluk sosial yang kagak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Kalo kata Sayyid Quthb orang hanya buat dirinya doank maka dia akan mati sebagai orang kecil maksudnya bukan kecil badannya tapi kecil dalam pandangan masyarakat tapi orang yang hidupnya untuk diri dan umatnya maka dia akan mati sebagai orang yang besar.
Kalo kita teropong lebih deket, maka kita akan temukan banyak macam aktivis. Bagi yang sibuk di organisasi namanya aktivis organisatoris, yang sibuk ngampus namanya aktivis kampus, yang sibuk dakwah namanya aktivis dakwah, yang sibuk talaqqi namanya aktivis talaqqi alias talaqqers, yang sibuk di depan facebook namanya apa yha? terserah ente aja dhe...:)
So, sebenarnya inti dari aktivis itu adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu-waktu kita buat hal-hal yang bermanfaat. Bukan hanya yang sibuk di organisasi saja yang disebut aktivis. tapi bagi sebagian kita yang sibuk dengan tholibul ilmi juga aktivis lho. Maka sudah seharusnya kita mengatur waktu kita untuk kegiatan yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain.
Tapi kenapa kita mesti jadi aktivis? bagi saya jawabanya adalah karena Allah nggak suka ngeliat orang yang cuma berpangku kaki dan berpangku tangan. Allah Swt mengatakan dalam Al Qur'an Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu ( At-taubah:105)
Jadi intinya sobat...kita kudu memanfaatkan waktu kita buat bekerja, bekerja apa saja. Bekerja dalam artian yang positif. bisa membaca buku, menulis, bersih-bersih kamar, baca Qur'an, menghafal dan lain sebagainya. Yang paling penting jangan ada waktu kosong. Sebab waktu kosong inilah yang membawa malapetaka. Khan banyak orang yang nganggur nggak tahu mau buat apa, jadinya berbuat yang nggak-nggak.
Masih banyak tugas dan cita-cita yang mesti kita raih sedangkan waktu yang kita punya hanya 24 jam. Tapi apa bedanya orang sukses dengan orang gagal? Toh, mereka sama-sama diberi waktu yang sama oleh Allah. Bedanya orang sukses memanfaatkan waktunya sedangkan orang gagal mengahabiskan waktunya. Yha, waktu emang penting bagi kita, makanya Allah Swt berfirman dalam surat Al Ashr "Demi Masa".
Oya, ada satu kata-kata bijak dari seorang ulama "Dirimu jika kau tak sibukkan dengan kebaikan maka ia akan disibukkan dengan keburukan". Nah, dari sini kita udah tahu kalo orang yang nggak melakukan aktivitas kebaikan maka akan timbul dalam dirinya keinginan untuk berbuat keburukan alias kemaksiatan.
Oleh sebab itu, rancanglah kegiatan kita dalam sehari, atau kalo bisa catat apa yang mesti kita lakukan dalam minggu ini atau dalam satu bulan. Sehingga waktu-waktu kosong kita bisa diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Bukankah ciri orang yang baik keislamannya adalah orang yang meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya baik perkataan maupun perbuatan.
Saya jadi teringat dengan seorang ustadz di Kairo ini. Beliau adalah tipe orang yang mempunyai semangat baja dalam belajar. Bahkan menurut pengakuan teman saya ustadz ini hanya punya waktu tidur 2-3 jam dalam sehari. Waktu malam beliau diisi dengan membaca bahkan bisa menamatkan satu buku dalam semalam. Dahsyat! nggak heran kalo beliau dalam waktu dekat ini akan mengadakan sidang doktoral di Al Azhar University.
Pernah dalam sebuah acara manajemen diri, kebetulan beliau yang memberikan materi. Ternyata beliau sudah merancang jauh kehidupannya, bahkan ia telah menargetkan kapan ia akan mati. Jadi ceritanya, beliau bilang kalo seandainya malaikat maut datang sama antum dan ketika itu malaikat memberikan tambahan jatah hidup. Sampai umur berapa kita akan minta? Okelah, kalo kita bilang sampe umur 100 tahun. tapi malaikat maut balik bertanya pada umur 60 tahun kamu ngapain? Duh..bingung khan jawabnya, kalo kita belum merencanakan mau jadi apa kita besok? Dan ustadz saya ini beliau sudah menulis rancangan hidup beliau. Meskipun kita sebenarnya tidak bisa memastikan 100% tercapainya target-target tersebut. Tapi bukankah Allah itu sesuai dengan persangkaan hamba-Nya dan faktanya kehidupan kita ini adalah hasil buah pikiran kita. Hayatuka min sun'i afkarika begitu Syekh Muhammad Ghazali mengatakan. U are what u think!
Rekan-rekan muda...mumpung masih muda mari kita berkarya. Sebelum datang saatnya kita tua, di mana diri kita sudah lemah bahkan untuk hanya sekedar menggerakkan badan saja susah. Perbanyaklah bekal untuk kehidupan yang jauh lebih kekal, bahkan perbandingan antara sehari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Wallahua'lam bishowab.
Akhrie Robbani
Pojok Bawwabah-Semenanjung SINAI, 20 April 2011
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI