Lihat ke Halaman Asli

Politik Kebijaksanaan Ade Komaruddin

Diperbarui: 7 April 2016   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ade Komaruddin"][/caption]Elektabilitas seorang politisi akan sangat ditentukan oleh perilaku (behavioralism) dan komunikasi politiknya. Kedua hal ini dalam buku-buku tentang politik dan bagaimana cara mengelola politik menjeskan sebagai hal yang paling penting bagi seorang politisi atau penguasa dalam mengelola kekuasaannya.

Kebijakan-kebijakan politik atau apa yang menjadi cerminan terhadap seorang penguasa akan tampak dalam perilaku-perilaku yang dia tunjukkan ke publik perilaku menjadi standar “kebenaran” dalam politik khususnya dalam system demokrasi liberal seperti saat ini. Begitu juga dengan komunikasi politik, pikiran, niat dan konsepsi seorang penguasa akan diejawantahkan melalui pola komunikasi, komunikasi akan menjadi penjelas dan penentu.

Sehingga untuk menjadi politisi yang baik, kedua hal itu haruslah dapat dikonstruksikan dengan benar berdasarkan pola komunikasi masyarakat umum, dengan Bahasa-bahasa yang umum, dengan perilaku yang dapat menarik simpati rakyat. Perilaku politik yang baik dengan mengedepankan etika dan moralitas yang baik disertai dengan pola komunikasi yang santun, sejuk dan jujur akan menjadi the legitime of power atau kekuatan legitasi yang diberikan oleh rakyat.

Dua konsep dasar dalam mengelola politik tersebut, jika dibandingkan dengan calon-calon ketua umum Golkar yang lain, Ade Komaruddin adalah orang yang masuk dalam kategori “bijaksana”. Kebijaksanaan politik lahir dari perilaku politik yang baik dan pola komunikasi yang santun dan jujur. Perkataan yang jujur dan tegas serta diikuti dengan perilaku yang menegaskan apa yang di ucapkan tersebutlah yang membetuk sikap dan identitas politik yang berkarakter dan integritas. Sikap seperti itu sangatlah jarang ditemui di kalangan para politisi saat ini, selain ucapan-ucapan mereka yang cenderung “dipemanis” ditambah perilaku yang yang cenderung “diperbedak” atau dibuat-buat sesuai dengan konteks politiknya, namun perilaku seperti ini tidak akan bertahan lama karena segala hal buruk yang dicitrakan baik itu hanya soal waktu saja, nanti akan terlihat sendiri keasliannya.

Berbeda dengan Ade Komaruddin yang secara psikologis adalah orang yang dengan pembawaan yang ramah, lembut, tenang, bersahabat, sederhana, jujur, tegas, penuh dengan sopan santun, mengedepankan nilai-nilai etika dan moralitas sebagai pengontrol perilakunya, ditambah dengan tingginya kesolehan spiritualitasnya. Sifat-sifatnya yang seperti itu merupakan fitrah atau terbentuk secara alamiah melalui dinamika hidup dan pengalamana kehidupan yang dia jalani sejak kecil hingga saat menjadi ketua DPR RI saat ini.

Sejak kecil, di kampong Benteng Purwakarta Jawa Barat, Ade Komaruddin merupakan anak yang cerdas dan bertanggungjawab, memiliki banyak teman. Anak kampong tersebut bermain selayaknya anak-anak kampong lainnya, bermain laying-layang, bermain bola kampong. Selain itu, Akom kecil diajarkan kedisiplinan yang tinggi serta kerja keras, bekerja di sawah membantu orang tuan, AKom juga sangat senang membantu para tetangga dalam bentuk gotong royok. Akom sejak kecil tergolong anak yang cerdas dan pintar. Dididik dengan pola pendidikan agama pesantren. Hal-hal inilah yang membentuk karakter dan prinsip dasar dia sejak memasuki dunia politik. Sehingga tidak heran jika kemudian Ade Komaruddin di juluki sebagai the koboy senayan karena ketegasan dan keberaniannya dalam membela kebenaran dan hak rakyat yang ditindas oleh penguasa.

Sifat dan karakter ini melekat menjadi sebuah prinsip yang inheren dalam setiap langkah dan komunikasi politik yang ditunjukkan Akom. Dengan cara komunikasi yang santun, lembut, dan jujur serta tegas tersebut dapat mengambil hati rakyat Jawa Barat yang membuat dia terpilih sebagai anggota DPR dalam lima periode berturut-turut sejak 1997 hingga 2019 mendatang. Karena komunikasi yang biak dapat menjadi jembatan untuk bisa berdialog dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi dan nasehat-nasehat masyarakat yang diwakilinya, dapat memudahkan jalannya perubahan dan perbaikan karena rakyat dengan model pemerintah seperti itu akan mendorong untuk ikut berpartisipasi di dalamnya.

Selain itu, krakter santun namun tegas, jujur dan bersihnya itulah yang mengantarkan Ade Komaruddin dipilih sebagai ketua DPR RI yang menggantikan Setya Novanto yang mengundurkan diri karena terjerat kasusu pencatutan nama Presiden Joko Widodo atau yang dikenal sebagai kasus “papa minta saham” dengan PT Freeport Indonesia di Papua. Demikian pula dengan proses pencalonannya sebagai ketua umum Partai Golkar, karena di dorong dan didesak oleh kader-kader Partai Golkar seluruh Indonesia baik dari DPD I maupun II agar Akom mau mencalonkan diri sebagai ketua umum. Bagi kader-kader Golkar, Akom dinilai sebagai tokoh yang dapat mengembalikan kejayaan Golkar, dapat menyelesaikan serta mengakhiri konflik internal yang terjadi di tubuh partai pohon beringin tersebut.

Karakter dan integritas politik demikianlah yang disebut sebagai “kebijaksanaan politik” atau “politik bijaksana”. Politik bijaksana adalah orang yang mengedepankan nilai-nilai dalam berpolitik dan dengan nilai tersebut dia dapat menempatkan dirinya dengan cerdas berdasarkan konteks sosial yang dihadapi dengan tetap mengedepankan etika dan moralitas sebagai pedoman dalam dirinya. Baik dalam perkataan, berbuatan , tindakan dan segala hal yang lahir darinya tetap tercermin nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kebaikan, keberanian dan ketulusan hati. Demikianlah apa yang sepintas say abaca tentang Ade Komaruddin. terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline