Lihat ke Halaman Asli

hasanatul lailiyah

Mahasiswa UIN Malang S1 Perbankan Syariah

Cinta Al Quran dan Islam Sejak Usia Dini

Diperbarui: 28 April 2022   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di artikel kali ini aku akan bercerita tentang bagaimana pengalamanku belajar di TPQ (Taman Pendidikan al-Qur'an). Yuk simak artikel di bawah ini!

Ilmu agama sangat penting diajarkan sejak usia dini. Agama menjadi pondasi yang harus ditanamkan sejak kecil. Oleh karena itu, oleh orang tuaku aku diharuskan belajar al-Qur'an di TPQ sejak usia 4 tahun. Para orang tua di desaku mewajibkan anak-anaknya untuk masuk TPQ saat mereka masuk ke jenjang PAUD. Di TPQ tersebut kami diajarkan menulis huruf arab, membaca al-Qur'an, doa, fiqih, juga praktek wudhu' dan sholat.

Di sana aku diajar oleh ustadz dan ustadzah yang sangat sabar dan baik hati. Aku belajar di TPQ yang bernama TPQ ar-Razaq. Pendiri TPQ tersebut bernama Ustadz Sholehuddin. Beliau mendirikan TPQ tersebut bersama dengan istrinya yaitu Ustadzah Zuyyinah. Ustadz Sholehuddin wafat sekitar tahun 2020. 

Saat ini yang meneruskan pendirian TPQ yaitu istri dan anak-anaknya. Ustadzah Zuyyinah merupakan istri dari Ustadz Sholehuddin dan dikarunia dua orang anak. Beliau berasal dari Madura, namun setelah menikah beliau ikut dengan suaminya dan akhirnya mendirikan sebuah TPQ. Ustadzah Zuyyinah juga dibantu oleh beberapa ustadz dan ustadzah untuk mengajar di TPQ.

Jarak TPQ dengan rumahku tidak jauh. Hanya perlu 5 menit berjalan kaki untuk sampai ke sana. Dulu aku belajar al-Qur'an di sebuah masjid di mana pendirinya merupakan keluarga dari utadzku. Aku dan teman-temanku berangkat jam 2 siang dan pulang jam 4 sore. Hari jum'at merupakan hari di mana TPQ diliburkan. 

Di TPQ terdapat 2 jenjang, jenjang yang pertama yaitu jenjang dasar , di mana jenjang ini diisi oleh anak-anak yang masih membaca iqro' atau bahkan  yang belum mengenal apa itu huruf hijaiyah. Nah jenjang yang kedua berisi anak-anak yang sudah bisa membaca al-Qur'an dengan baik dan benar.

Biasanya para murid akan berhenti dari TPQ saat mereka akan melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP. Mengapa demikian? Saat masuk ke jenjang SMP, sebagian dari mereka akan memilih masuk pondok pesantren dan sebagian lagi masuk sekolah umum. Di mana sekolah umum banyak yang menggunakan sistem full day school. Jadi, mereka tidak bisa masuk TPQ sehingga mereka akan mengaji di musholla terdekat pada malam hari. 

Rata-rata aku dan teman-temanku menjadi murid di TPQ selama 8-9 tahun. Jika ditanya apakah kami bosan atau tidak? Jawabannya adalah tidak, karena setiap tahun pasti akan ada murid baru dan tentunya akan menambah banyak teman. Ditambah lagi dulu waktu aku kecil aku malas keluar rumah hanya untuk bermain, jadi aku bermain dengan teman-temanku di TPQ sambil belajar al-Qur'an.

Aku dan teman-temanku akan berlomba-lomba untuk bisa membaca al-Qur'an dan menyetorkan hafalan doa-doa dan surat-surat pendek. Aku bisa membaca al-Qur'an dengan baik saat umurku 5 tahun. 

Bagi pemula yang belum bisa atau bahkan belum mengenal huruf hijaiyah, mereka akan belajar iqro' 1-6 terlebih dahulu. Setelah ustadzah menyatakan lulus, maka kita akan masuk ke jenjang selanjutnya. Pada jenjang ini kita akan diajarkan cara membaca al-Qur'an menggunakan tartil, belajar ilmu fiqih dan akidah akhlaq.

Setiap perayaan hari besar Islam kami juga turut ikut memeriahkan, seperti peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan peringatan 1 Muharram. Pada peringatan maulid nabi kami membaca diba'an atau puji-pujian untuk Nabi Muhammad SAW dan pada peringatan 1 Muharram kami mengadakan pawai obor keliling desa. Sejak kecil kami diajarkan untuk mengenal hari-hari besar dalam agama Islam dan mencintai Nabi Muhammad SAW.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline