Selebgram Edelenyi Laura Anna atau dikenal dengan nama Laura Anna meninggal dunia pada Rabu (15/12) kemarin pukul 09.22 WIB di usia 21 tahun. Sebelum meninggal, Laura Anna diketahui tengah berjuang meminta keadilan. Kamis (1/12/2021) lalu, Laura Anna menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Timur atas tuntutannya kepada Gaga Muhammad karena telah menyebabkan kecelakaan mobil yang mereka tumpangi. Akibat kecelakaan mobil yang cukup parah pada 8 Desember 2019, Laura Anna mengalami kecelakaan mobil di Jalan Tol Jagorawi.
Hampir dua tahun berlalu, Laura Anna kesulitan berjalan lantaran mengalami spinal cord injury alias cedera tulang belakang. Jenis cedera ini terjadi ketika ada kerusakaan pada bagian mana pun dari sumsum tulang belakang atau saraf di ujung kanal tulang belakang (cauda equina).
Cedera tulang belakang sering kali menyebabkan kelumpuhan sebab sumsum tulang belakang berhubungan langsung dengan sistem saraf di otak. Sumsum tulang belakang terbuat dari jaringan lunak dan dikelilingi oleh tulang (vertebra). Jaringan lunak tersebut meluas turun dari pangkal otak dan mengandung sel-sel saraf serta kelompok saraf yang menyalur ke berbagai bagian tubuh. Di ujung bawah sumsum tulang belakang, sedikit di atas pinggang, terdapat conus medullaris. Di bawah wilayah tersebut terdapat sekelompok akar saraf yang disebut cauda equina. Saluran di sumsum tulang belakang tersebut membawa dan menerima pesan dari otak ke seluruh tubuh. Saluran motorik kemudian membawa sinyal dari otak untuk mengontrol gerakan otot. Saluran sensorik juga membawa sinyal dari bagian tubuh ke otak untuk menyampaikan stimulus sensor, misal panas, dingin, tekanan, rasa sakit dan posisi anggota badan. Ketika bagian tulang belakang mengalami cedera, beberapa hal di atas, yang berkaitan dengan sensorik dan motorik akan terganggu.
American Association of Neurogical Surgeons (AANS) menyebut bahwa sebagian besar kasus spinal cord injury di Amerika Serikat disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. World Health Organization (WHO) via laman resminya menyebut bahwa orang dengan cedera tulang belakang berpotensi dua hingga lima kali lebih rentan meninggal dunia sebelum waktunya, dibanding orang tanpa cedera tulang belakang.
Kabar meninggalnya Laura Anna mengejutkan publik. Banyak yang tak percaya selebgram yang kini tengah berjuang sembuh dari kelumpuhan itu telah tiada. Bahkan, soal penyebab meninggalnya Laura hingga kini belum diungkap pihak keluarga. Dan, ini menjadi judul InsertLive - Informasi Seputar Selebriti, Gosip, dan Hiburan Keluarga Benarkan Laura Anna Meninggal Dunia, Penyebabnya Masih Misteri
Mengutip KompasTV, sahabat Laura Anna, Putri Syah Alam, mengungkapkan kronologi meninggalnya Laura Anna. Putri bercerita bahwa mulanya Laura Anna mengeluh mengalami sesak napas hingga keluarga melarikannya ke instalasi gawat darurat (IGD). Setelah mendapatkan penanganan, kondisi Laura Anna sempat membaik sehingga tidak menjalani perawatan lanjutan di rumah sakit.
"Kayaknya (meninggal) di rumah, karena pas sampai di rumah sakit dinyatakan sudah nggak ada nyawa," ujarnya. Selain sesak napas, Putri mengatakan bahwa Laura juga sempat mengeluhkan sakit asam lambungnya.
Seseorang yang mengalami kesulitan bernapas biasanya mengalami kesulitan menghirup atau mengembuskan napas, atau merasa seolah-olah tidak mendapatkan cukup oksigen. Ini bisa berkembang secara bertahap atau datang secara tiba-tiba. Mengutip laman Medical News Today, kesulitan bernapas dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Bisa juga dapat berkembang sebagai akibat dari stres dan kecemasan.
Penting untuk diketahui bahwa sesak napas yang sering atau tiba-tiba, dan kesulitan bernapas yang intens mungkin merupakan tanda masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian medis.
Sementara, apabila merasakan kenaikan asam lambung memang tidak menyenangkan dan mengganggu. Sebab, yang dirasakan adalah rasa panas dari cairan lambung naik ke atas kerongkongan.Efek lainnya seperti sering bersendawa, bau tak sedap dari mulut dan kembung. Asam lambung sendiri berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme dari makanan yang kita makan, dan juga merangsang usus, pankreas, dan hati untuk mencerna makanan.