Lihat ke Halaman Asli

Haryo WB

Sinau Bareng

Kesalahan Nalar Soal Kebangkitan China

Diperbarui: 8 Desember 2021   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi.(Shutterstock)

Dalam empat bulan, situasi saat ini mengindikasikan bahwa keberhasilan China di bidang ekonomi telah meningkatkan percaya diri yang luar biasa yang mendorong intelijen China mulai menempuh langkah-langkah strategis merangkul seluruh kawasan Asia. Meski dibayangi kapal-kapal Indonesia, kapal-kapal China berseliweran di sekitar ladang minyak dan gas, sering kali datang dalam jarak 1 mil laut satu sama lain, menurut analisis data identifikasi kapal dan citra satelit oleh Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI), sebuah proyek yang dijalankan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Amerika Serikat (AS).


Dikutip dari sindonews.com, data dan gambar yang ditinjau oleh AMTI dan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), sebuah think-tank independen yang berbasis di Jakarta, menunjukkan sebuah kapal penelitian China, Haiyang Dizhi 10, tiba di daerah tersebut pada akhir Agustus, menghabiskan sebagian besar dari tujuh minggu berikutnya. bergerak lambat dalam pola grid Blok D-Alpha yang berdekatan, cadangan minyak dan gas juga di perairan yang diperebutkan, senilai $500 miliar menurut studi pemerintah Indonesia.

“Berdasarkan pola pergerakan, sifat, dan kepemilikan kapal, sepertinya sedang melakukan survei ilmiah terhadap cagar D-Alpha,” kata Jeremia Humolong, peneliti di IOJI.

Pada 25 September, kapal induk Amerika USS Ronald Reagan datang dalam jarak 7 mil laut dari rig pengeboran Tuna Block. "Ini adalah contoh pertama yang diamati dari kapal induk AS yang beroperasi dalam jarak sedemikian dekat dengan kebuntuan yang sedang berlangsung" di Laut Cina Selatan, kata AMTI dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan November.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin angkat bicara soal kebangkitan militer Cina yang mencengangkan mulai dari pengujian sistem senjata hipersonik dan penguatan kemampuan nuklir.

Dalam pidatonya di Forum Pertahanan Nasional Reagan, Menhan AS mengatakan AS siap menghadapi kebangkitan militer Cina dan bekerja untuk mendukung kemampuan Taiwan untuk mempertahankan diri.

"Kami menghadapi tantangan yang berat. Kita akan menghadapi yang satu ini dengan keyakinan dan tekad, bukan panik dan pesimisme,” ujar Lloyd Austin, dikutip dari makassar.terkini.id, ” ujar , Minggu 5 Desember 2021.

Sebagian kalangan, kemudian menyimpulkan bahwa kebangkitan China sudah tak terbendung dan berakhirnya peradaban Barat. Supremacy of the west will be finished, dan perubahan konstelasi global tidak dapat dihindarkan lagi. Propaganda clash of civilization secara canggih disusun untuk membangun sebuah kecurigaan antar bangsa, termasuk dalam hubungan sesama anak bangsa Indonesia.

Kesimpulan tersebut sangatlah ceroboh, dangkal dan kurang tepat sasaran. Ceroboh? karena terlalu menggiring pada kesimpulan kebangkitan China yang tak terbendung dan berakhirnya peradaban Barat. Tanpa bermaksud membela daya reengineering atau daya reinvention yang berulang-ulang dari peradaban rasional di Barat, perlu dipahami bahwa pusat perubahan masih akan berada di Barat sampai dengan sekitar 30-50 tahun ke depan dengan asumsi tidak terjadi bencana besar atau perang dunia. Hal ini mengacu pada fakta pusat-pusat akademik atau pemikiran sains maupun tata kelola dunia yang berkembang di Barat jauh meninggalkan kawasan lainnya termasuk di China. Meskipun sejumlah pusat pendidikan tinggi di China telah masuk dalam level dunia, namun jumlahnya masih terbatas dan China masih dibayangi oleh ketimpangan ekonomi yang sangat tinggi.

Dangkal? Hanya karena intelijen China sangat agresif mendekati Indonesia. Apakah hal itu berarti positif dan dalam kerangka niat baik kepada Indonesia? Dapat dipastikan latar belakangnya adalah hanya kepentingan belaka. Lalu bagaimana pula dengan aktivitas intelijennya yang berkeliaran bebas di Indonesia untuk mencapai peluang ekonomi dan mulai masuk dalam ranah politik yang kurang terdeteksi oleh intelijen Indonesia? Sulit menjawabnya bukan. Dengan bebasnya penggunaan segala atribut China sesuai dengan asas demokrasi dan kebebasan yang sekarang dianut Indonesia, bagaimana penigkatan SDM intelijen Indonesia dalam deteksi dini menguatnya pengaruh China di Indonesia? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline