Lihat ke Halaman Asli

Indehoi

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami adalah muda
Bebas nikmati apa yang ada
Begitulah temanku berkata
Selagi bisa, tak ada salah sesaat berpoya poya
Hahaha, otak kotor terlanjur merusak isi kepala

Aku mengajak Cindy, Cindy membawa Beni
Beni calling Clara, Clara memboyong gerombolan gaulnya
Sarung senggama dan seperangkat narkoba
Ahai, surga dunia di depan mata

Persetan sejenak dengan kuliah
Acuhkan sebentar pada kerja
Ini tentang sebuah pesta
Adalah tentang asoi geboi
Kami menyebutnya indehoi
Tapi mereka menyebut kumpul kebo
Ah, masa bodoh
Mereka belum tahu saja betapa enaknya

Seketika kami melayang bersama
Pandangan menjelma fatamorgana
Satu hasrat berbaur begitu rupa
Pelangi terbang di langit angkasa
Di tempat kos-kosan
Nafas kami menjadi ngos-ngosan
Olala, inikah yang dinamakan setan kebablasan?

Segalanya berubah bencana
Subuh tadi berhenti denyut nadi
Terdengar di luar suara gaduh
Warga dan petugas bersatu padu
Seharusnya ini pesta rahasia
Tapi kenapa ada razia?
Kampretlah, terpaksa berpura memelas iba

Kami ditangkap tanpa banyak cakap
Digelandang untuk bertanggung jawab
Tak ada pesta yang tak usai
Pun tak berguna air mata berderai
Barang neraka mencoreng muka
Oh Mama, mampuslah sudah masuk penjara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline