Lihat ke Halaman Asli

Metode Kuliah ala Linguis Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku adalah salah seorang mukmin yang beruntung bisa lanjut menuntut ilmu ke jenjang Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yang sesuai dengan bakat dan minatku. Yakni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI). Alhamdulillah, aku sangat bersyukur pada Allah SWT. sebelumnya. Baiklah, aku akan langsung menceritakan sedikit mengenai JBSI.

Salah satu mata kuliah yang paling menarik saat semester I adalah mata kuliah "Linguistika". Mengapa? Karena paling perfect di antara mata kuliah yang lain. Di sini akan bertemu dengan dosen sekaligus linguis Indonesia! Tugasnya, setiap pertemuan (tatap muka) harus membuat tulisan (abstrak) sebanyak 200 kata dengan format Calibri 12, justify, spasi single, margin 4433, di atas kertas A4. Abstrak ini sebagai tanda tiket masuk kelas untuk siap menerima perkuliahan linguistika. Setelah materi diterangkan dengan jelas, abstrak tersebut dikembalikan lagi kepada mahasiswa untuk direvisi dan dikumpulkan kembali pada pertemuan berikutnya. Jadi, pertemuan selanjutnya setiap mahasiswa harus membawa dua abstrak, abstrak hasil revisi pertemuan kemarin dan abstrak untuk materi yang akan diterangkan beliau. begitu seterusnya sampai mata kuliahnya berakhir. Dan pada akhirnya, semua abstrak yang telah dikumpulkan secara bertahap ke beliau, seolah sia-sia. Semua abstrak harus dikumpulkan kembali dalam bentuk satu jilidan sesuai dengan materi silabus. Tak ada paksaan dari beliau untuk revisi abstrak kembali .

Untuk Ujian sub-sumatif (UTS), nilai diambil dari presentasi setiap kelompok yang membahas tentang subdisiplin lingistika. Yakni, fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis frasa, sintaksis klausa, semantik dan pragmatik. Di samping presentasi, tiap kelompok juga harus mengumpulkan makalahnya dengan format penulisan yang telah ditentukan. Sedangkan untuk Ujian Sumatifnya (UAS), beliau meminta setiap mahasiswanya membuat penelitian kecil-kecilan mengenai linguistika yang berupa makalah dengan ketentuan tertentu. Tak ada ujian tertulis, yang ada hanya makalah...

Saat ini, Penulis sedang memasuki masa pekan minggu tenang, yakni pada tahap pengerjaan mata kuliah linguistika. Semuanya, baik tugas, UTS, maupun UAS dikumpulkan pada hari H jadwal UAS. Semoga Penulis diberi kemudahan dan kelancaran dalam berpikir saat pembuatan makalah penelitian Linguistika...
*Aaamiin Yaa Robb....
Mohon doa-doanya... Terima kasih... Jazakumullah... :)

Jika dipikir-pikir kembali, cara pembelajaran Seorang Linguis sekaligus dosen saya sangat efektif dan efisien. Tapi,tetap saja ada positif dan negatifnya!  Masalah partisipasi, beliau hanya mengambil dari presensi kehadiran. Lalu, untuk buku referensi, tiap mahasiswa harus punya buku yang tercantum pada silabus. Harus punya dalam artian harus beli, bukan asal punya seperti pinjam buku kakak kelas. Metode ini cukup unik untuk membuat mahasiswa kelabakan, apalagi saat menerima materi dari beliau yang sebenarnya diwajibkan membawa laptop. Beliau ingin menerapkan hemat energi, yakni hemat kertas demi kelangsungan hidup pohon-pohon di hutan. Tapi, untuk mahasiswa yang tak suka menyalahgunakan laptopnya sendiri. Beberapa dari mereka, malah asyik menonton video/film atau mengakses WiFi kampus untuk hal-hal yang tidak penting saat perkuliahan berlangsung.

*Tertarik? Silakan saja mencoba metode ala Linguis terkenal se-Indonesia ini... Dijamin!!! :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline