Kasus bullying atau perundungan di sekolah tidak pernah habis. Baru-baru ini, kembali viral di media sosial terkait perundungan yang menimpa salah satu siswa Binus School Serpong pada Senin, 19 Februari 2024 lalu. Bahkan korbannya dikabarkan sampai dirawat dirumah sakit. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar, tempat mengembangkan potensi baginya, justru menjadi tempat yang traumatis.
Bullying atau perundungan merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang bagi anak-anak seperti depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk melakukan bunuh diri.
Selain dari itu, dampak dari bullying juga dapat mempengaruhi prestasi akademis anak-anak. Jika tidak segera ditangani maka, anak-anak yang menjadi korban akan kehilangan masa depannya. Dalam hal ini, sekolah harus mampu mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi generasi mendatang.
Berikut adalah lima strategi yang dapat membantu dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif bullying:
1. Membangun Budaya Sekolah yang Inklusif
Penting bagi sekolah untuk mempromosikan budaya yang menolak bullying dan memelihara lingkungan yang inklusif bagi semua siswa. Ini dapat dicapai melalui program-program pendidikan tentang bullying, penghargaan untuk perilaku positif, serta kebijakan sekolah yang jelas dan konsisten tentang perlakuan yang tidak dapat diterima.
2. Pelatihan Staf dan Pengawasan yang Memadai
Guru dan staf sekolah harus dilengkapi dengan pelatihan yang memadai dalam mengenali tanda-tanda bullying, menangani insiden dengan cepat dan efektif, serta memberikan dukungan kepada korban dan pelaku. Pengawasan yang baik di area-area sekolah yang rentan terhadap bullying juga penting untuk mencegah terjadinya insiden.
3. Pendidikan Empati dan Keterampilan Sosial
Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan keterampilan sosial yang baik dapat membantu mengurangi tingkat bullying. Program-program ini dapat mencakup permainan peran, diskusi kelompok, atau kegiatan kolaboratif lainnya yang mendorong kerjasama dan pemahaman antar-siswa.