Perhatian orangtua terhadap anak sangatlah penting, terlebih lagi memperhatikan pegaulan anak dengan teman-teman sebayanya, karena pergaulan yang baik akan menjadikan anak menjadi baik begitu pula sebaliknya pergaulan yang tidak baik menjadikan anak menjadi tidak baik. Maraknya kebiasaan pacaran dikalangan anak muda jaman sekarang menjadikan kebanyakan orangtua semakin kawatir, apalagi bagi mereka yang mempunyai anak perempuan, apa lagi sebagian besar anak muda sekarang menjadikan pacaran sebagai ajang pelampiasan nabsu meskipun tidak semua orang yang pacaran menjadikan pacaran sebagai ajang pelampiasan nabsu, ada juga yang menganggap pacaran sebagai sarana untuk saling mengenal lebih dekat seseorang dengan orang yang sedang dicintai untuk menuju kehubungan yang lebih serius yaitu pernikahan. Ketika dua insan sedang memadu kasih siapa yang menjamin mereka tidak melakukan apa-apa, ketika nabsu sudah mencapai ubun-ubun, maka kesadaran diri dan pengendalian diri berada pada tingkat terendah, ketika itu pula wanita yang akan dirugikan. Bagi wanita akan meninggalkan cacat seumur hidup namun bagi laki-laki tidak akan ada bekasnya. Walaupun pada awalnya orang melakukan pacaran hanya jalan-jalan dan berbincang-bincang saja namun, seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan mereka berdua akan berada pada titik jenuh, karena mungkin yang mereka lakukan hanya itu-itu saja atau bisa dibilang monoton. Kejenuhan itu menyebabkan orang yang sedang pacaran melakukan hal-hal yang baru, seperti pegangan tangan, mengusap-usap rambut, ciuman dan yang lebih parahnya lagi jika sampai melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan seseorang yang belum menikah. Mudahnya mengakses situs-situs yang berbau porno diinternet dan bahkan banyak juga warnet-warnet yang menyediakan film atau video yang berbau porno, menambah semakin parahnya gaya pacaran anak-anak muda sekarang, karena mereka akan mudah terpengaruh oleh apa yang mereka lihat ditambah keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru. Setan akan dengan mudah menghasut pikiran dan menggerakan tubuh untuk bertindak sesuai keinginannya,dan pada akhirnya manusia akan terjerumus pada tindakan tercela.
Disinilah peran orangtua untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan, yaitu dengan terus memantau apa yang dilakukan anak terutama dalam pergaulannya sehari-hari. Didalam kenyataannya orang tua tidak dapat selalu mengikuti segala kegiatan yang dilakukan oleh anak, disinilah orangtua harus lebih aktif dalam memantau anak, yaitu mungkin bisa dengan menyimpan nomer teman dekatnya, jadi saat nomer anak tidak aktif orangtua dapat menghubungi teman-teman terdekat anak anda untuk mengetahui apa yang dilakukan dan dimana anak anda berada. Media social seperti facebook atau twitter juga bisa digunakan untuk memantau apa dan dengan siapa anak anda bergaul, dengan begitu orangtua tidak harus selalu berada disamping anak untuk memantau kegiatan yang dilakukan anak diluar rumah. Dari semua perlindungan yang ada, perlindungan yang paling manjur adalah dengan membekali anak tentang pengetahuan agama yang baik dan benar, maka anak lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik agar terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Didalam agama Islam tidak mengenal adanya sistem pacaran, nungkin salah satu alasannya pacaran di dalam kegiatan pacaran lebih banyak sisi negatifnya daripada sisi postiifnya. Didalam agama Islam menggunakan system Taa’ruf untuk mengenal calon pasangannya nanti, yaitu dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal atau untuk mengetahui karakteristik orang yang akan di nikahinya, yang pasti sangat berbeda dengan pacaran dari segi niat dan manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H