Lihat ke Halaman Asli

Lestarikan Alat-alat Musik Tradisional

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13861450951818951801

YOGYA, KOMPASIANA - Untuk mengisi waktu luang sebagian anak-anak didesa Njagalan Kotagede Yogyakarta bemain gamelan (Selasa,3,Desember,13), hampir setiap sore mereka bersama-sama bermain alat musik gamelan. Mereka memainkan gamelan dengan sangat semangat dan nada yang bisa dibilang lumayan bagus untuk usia anak-anak sekitar 10-15 tahun, padahal biasanya untuk anak pada usia 10-15 tahun, mereka cenderung lebih menyukai bermain PS, HP, Game Oline dan lain-lain, yang pasti mereka mulai meninggalkan permainan-permainan tradisional. Saat mereka bermain alat musik gamelan, disamping mereka tidak ada orang dewasa yang mengarahkan atau mengajari anak-anak untuk memainkan alat-alat gamelan tersebut namun anak-anak tersebut tetap dapat memainkan dengan fasih dan tetap semangat.

Karena letaknya yang berdekatan dengan tempat wisata Makam Raja Mataram membuat para wisatawan yang kebetulan berkunjung pada sore hari ke tempat wisata Makam Raja Mataram dapat menikmati alunan gamelan yang dimainakan oleh anak-anak disebelah Barat sendang kakung, itu pun jika anda beruntung karena tidak setiap sore mereka bermain gamelan. Dilihat dari potensi yang mereka miliki, jika dikembangkan dengan baik maka anak-anak ini dapat menjadi penerus pemainan musik gamelan yang ahli, tentu saja dibantu dengan sarana dan pengajar yang memadai, untuk dapat lebih mengasah bakat yang dimiliki anak-anak itu karena saat saya berada ditempat itu, anak-anak hanya memainkan lagu campur sari yang berjudul ‘Prahu Layar’ yang di ulang-ulang jadi jika ada guru yang mengajari mereka pastinya mereka akan memiliki banyak wawasan tentang macam-macam lagu yang bervariasi sehingga tidak monoton dan hanya lagu itu-itu saja yang dimainkan oleh anak-anak itu.

Namun sangat disayangka karena semakin sedikitnya anak-anak yang berminat mempelajari alat musik tradisional ini, dikarenakan anak-anak masa kini cenderung lebih menyukai bermain HP, PS, ataupun Game Online dan anggapan kalau alat musik gamelan tradisional sudah ketinggalan jaman menyebabkan hanya sedikit anak-anak yang berminat untuk mempelajari alat musik gamelan. Banyak cara yang dapat dilakukan agar tradisi musik gamelan tidak hilang dikarenakan calon penerus pemain musik gamelan yang tidak ada, mungkin bisa dengan mengadakan ekstrakulikuler wajib, karawitan yaitu memainkan gamelan dengan cara dipukul disetiap sekolahan mulai dari SD, SMP, dan SMA, yang bertujuan untuk memancing anak-anak agar menyukai alat music gamelan sekaligus memperkenalkan sejak dini musik gamelan kepada anak-anak agar mereka lebih mengetahui tentang apa itu gamelan dan cara memainkannya dengan baik dan benar sehingga menghasilkan nada-nada yang teratur dan indah, jadi membuat murid-murid menjadi lebih semangat dan semakin tertarik untuk mempelajari musik gamelan. Bisa juga dengan menyampurkan antara alat musik gamelan dengan alat musik masa kini dan menghasilkan nada-nada yang segar dan unik, agar lebih bisa diterima dengan baik oleh masyarakat masa kini dan musik gamelan tidak dianggap sebagai musik yang kuno atau ketinggalan jaman.

Sebagai salah satu alat musik peninggalan leluhur, kita harus melestarikan dan mempertahankan alat musik tradisional, karena merupakan salah satu budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan agar tidak punah mengingat semakin sedikitnya generasi muda yang berminat mempelajari salah satu budaya daerah ini. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melestarikan alat musik tradisional ini. Dengan melestarikn alat tradisional ini kita juga dapat menghidupkan kembali suasana tradisional didalam kehidupan kita yang membuat kita merasakan damai dan tentram saat mendengarkan bermacam-macam alat music tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline