Lihat ke Halaman Asli

Menyikapi Banjir Surabaya: Memahami Akar Masalah dan Upaya Solusinya

Diperbarui: 26 Desember 2024   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir di Surabaya (Sumber: canva.com)

Banjir yang melanda Surabaya akhir-akhir ini menjadi sorotan publik. Kota terbesar kedua di Indonesia ini menghadapi tantangan besar akibat genangan air yang sering muncul, terutama selama musim hujan. Beberapa penyebab utama telah diidentifikasi, mulai dari faktor teknis hingga perubahan tata ruang. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai permasalahan banjir di Surabaya, dampaknya, serta langkah penanganannya. 

Penyebab Utama Banjir di Surabaya

1. Sampah yang Menghambat Saluran Air. 

Sampah yang menumpuk di saluran air menjadi masalah utama. Kebiasaan warga yang masih membuang sampah sembarangan memperparah situasi. Saluran air yang tersumbat menyebabkan air meluap saat hujan deras, seperti yang terjadi di wilayah Jalan Manukan dan Tambak Osowilangun pada Februari 2024. 

2. Alih Fungsi Lahan. 

Transformasi lahan hijau menjadi kawasan perumahan dan bisnis turut memengaruhi kapasitas resapan air di Surabaya. Kawasan Surabaya Barat dan Timur yang sebelumnya berfungsi sebagai area resapan kini berubah menjadi permukiman elit, sehingga daya tampung air berkurang secara signifikan. 

3. Kapasitas Infrastruktur yang Tidak Memadai. 

Ketiadaan rumah pompa di beberapa wilayah serta saluran air yang menyempit akibat pelebaran jalan turut menjadi penyebab. Selain itu, konektivitas antar-saluran yang belum optimal juga memperburuk genangan air saat hujan intensitas tinggi terjadi. 

Dampak Sosial dan Ekonomi

Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi seperti kerusakan infrastruktur dan properti, tetapi juga memengaruhi aktivitas ekonomi. Penutupan jalan akibat banjir memperlambat mobilitas masyarakat dan logistik. Selain itu, risiko kesehatan masyarakat meningkat, seperti penyebaran penyakit akibat air yang tercemar. 

Upaya Penanganan oleh Pemkot Surabaya

Pemerintah Kota Surabaya telah mengambil berbagai langkah untuk menangani masalah ini, antara lain: 

  • Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur: Pemkot mengalokasikan anggaran besar untuk memperbaiki saluran primer, membangun rumah pompa baru, dan memastikan kinerja pompa air tetap optimal. 
  • Mobilisasi Satgas dan Alat Berat: Untuk mengatasi genangan secara cepat, Tim Satgas Unit Reaksi Cepat (URC) dikerahkan bersama alat berat dan mobil pompa. Upaya ini membantu menekan dampak jangka pendek. 
  • Normalisasi Saluran dan Edukasi Warga: Program pembersihan saluran air dan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terus digencarkan. Warga juga dilibatkan dalam kegiatan gotong royong di beberapa wilayah seperti Manyar Sabrangan. 

Langkah Jangka Panjang yang Dibutuhkan 

Namun, upaya ini belum cukup untuk mengatasi akar masalah. Perubahan paradigma tata ruang sangat diperlukan. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan tata ruang yang berpihak pada lingkungan, seperti memperluas area resapan air dan melindungi kawasan hijau yang tersisa. Selain itu, pendekatan berbasis komunitas untuk meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan juga penting untuk mencegah banjir. 

Refleksi dan Harapan 

Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, saya melihat banjir di Surabaya bukan hanya sebagai tantangan teknis, tetapi juga sebagai refleksi perlunya kolaborasi lebih baik antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi. Penelitian mengenai tata ruang berkelanjutan dan edukasi publik perlu ditingkatkan agar solusi yang diambil bersifat komprehensif dan berjangka panjang. 

Dengan komitmen bersama, kita dapat menjadikan Surabaya sebagai kota yang lebih tangguh terhadap banjir dan ramah lingkungan. Langkah kecil seperti menjaga kebersihan saluran air bisa menjadi kontribusi besar dalam menghadapi tantangan ini. Mari bergerak bersama untuk masa depan Surabaya yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline