Lihat ke Halaman Asli

Budaya Positif

Diperbarui: 29 Agustus 2022   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

REFLEKSI CGP MODUL 1.4  

Model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)


Description: 

Selama dua minggu ini, mulai tanggal 15 Agustus 2022 sampai dengan tanggal 27Agustus 2022 telah dilaksankana rangkaian kegiatan untuk guru penggerak angkatan 5. Sesuai jadwal, modul yang dipelajari adalah  modul 1.4 budaya postif.

Saya melakukan eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian,  yaitu :  Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Keyakinan Kelas, Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, Restitusi - Lima Posisi Kontrol, dan Restitusi - Segitiga Restitusi.

Setelah melakukan eksplorasi konsep, saya dan teman satu kelompok melakukan kolaborasi dalam bentuk kerja kelompok. Kami berdiskusi tentang berbagai kasus yang berhubungan dengan materi yang kami pelajari. Hasil diskusi kami presntasikan dan kami perbaiki berdasarkan masukan yang kami terima. Selanjutnya kami unggah dalam LMS. Dalam diskusi ini kami dibimbing oleh fasilitator, Ibu Salinda. Saya semakin mantap dalam mempelajari budaya postif setelah kami menerima penjelasan dari Instruktur.


Examination 

Setelah saya mempelajari modul 1.4. budaya postif, saya memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan budaya postif. Saya menjadi paham bahwa ada disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal yang harus kita kembangkan di sekolah. Selama ini di sekolah telah menerapkan tata tertib sekolah. Dalam pelaksanaannya tata tertib ini memposisikan guru sebagai pemantau.

Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, guru bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang diawasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturanperaturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, guru dapat memisahkan hubungan pribadi  dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau: "Peraturannya apa?" "Apa yang telah kamu lakukan?" "Sanksi atau konsekuensinya apa?" Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline