Lihat ke Halaman Asli

Bulir-bulir Rasa

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Inilah hidup yang sebenarnya. Segalanya bisa terkabul hanya dalam sekejap mata. Dunia. Ah. Apa itu dunia? Aku tak mengenalnya sama sekali. Sekarang aku ada di surga. Hanya kebahagiaan abadi yang selalu menghampiriku saat ini. Ini surga, kawan. Kau mau percaya atau tidak, itu terserahmu. Tapi, cobalah kau pikirkan. Apa di dunia, kau selalu merasakan kebahagiaan? Selalu? Kalau iya, tunjukanlah padaku. Kalau kau tetap bersikeras bahwa ini dunia, berarti kau gila. Inilah surga. Apalagi yang harus kau ragukan. Rasa senang bertebaran dimana-mana. Bidadari cantik hanya milikmu seorang. Apa yang kau inginkan juga akan terkabul dengan sangat cepat. Jadi apalagi yang kau tunggu-tunggu”

Aku selalu merindukanmu, mungkin rinduku tidak akan tercermin dari kata-kata tadi.

Hidup kita ini bukanlah disurga, tempat dimana bukan lagi air, namun susu-pun menjadi sebuah sungai. Namun, jikalau kita ingin mendapatkannya, seharunsnya kita melakukan apa yang mesti kita lakukan agar mendapatkannya. Ibarat anak kecil yang ingin sekali mendapatkan mainan kesukaannya, namun semua itu ada syaratnya, entah apa syarat yang diberikan ayahnya, entah itu harus juara satu dikelas, bisa masuk SMA favorit, bantu ibunya masak, bahkan tidur cepatpun menjadi sebuah syarat untuk mendapatkan hadiah tersebut.

Namun, hadiah itu juga tergantung, apakah anak kecil itu ingin melaksanakan syarat-syarat tersebut, atau malah menentangnya. Sama halnya dengan surga yang menjadi sebuah hadiah dari tuhan untuk manusia. Tidak semua manusia, namun manusia-manusia yang sudah melaksanakan syarat dari tuhan.

Dari lubuk hati yang terdalam, aku ingin sekali kau bahagia, sungguh. Perkataanku ini bukanlah main-main, tidak serius ataupun semacamnya. Sebab, didunia ini, hukum saling mencintai satu sama lain, memang berlaku. Seperti tolong menolong, memberi pemahaman dan banyak lagi hal yang bisa kita bagikan bagi orang lain. Sebab kita saling memerlukan satu sama lain.

Tulisan lainnya juga bisa dilihat di blog saya "www.haroemsoedah.wordpress.com"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline