Lihat ke Halaman Asli

Hartoyo

“Dan diatas setiap orang yang berpengetahuan, ada yang Maha mengetahui”. (QS.Yusuf 12:76)

Perlunya Keseimbangan

Diperbarui: 30 Desember 2021   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Agar tercapai keseimbangan seharusnya perkerjaan kantor tidak terbawa sampai ke rumah bila waktu jam kerja telah selesai. Begitu sampai di rumah kita bisa melepaskan rasa penat dan bersantai dengan keluarga, nonton tv, memasak, membaca buku, bermain dengan hewan piara, bersosialisasi dengan tetangga atau apapun terserah, yang penting bukan masalah pekerjaan. Idealnya seperti itu, pekerjaan kantor diselesaikan di kantor pada jam kerja.  

Tidak bisa dibantah bahwa pekerjaan menopang kehidupan, karena itu cara manusia bertahan dan memenuhi kebutuhan. Tetapi hidup bukan hanya masalah pekerjaan, manusia akan terluka dan hilang bahagianya bila hanya itu yang dipikirkan. Kita juga perlu waktu untuk urusan selain pekerjaan, bersantai, bermanja diri, olahraga dan lain sebagainya. Memberi lebih banyak porsi waktu pada pekerjaan dan menomorduakan kehidupan lainnya/keluarga bukan tindakan bijaksana, untung belum tentu sakit menunggu.

Bila seorang pegawai/pekerja bisa membagi waktu secara proporsional antara pekerjaan dan kehidupan lainnya maka keseimbangan (Work Life Balance) akan tercapai, terhindar dari rasa jenuh dan stress. Konflik antara pekerjaan dan kehidupan pribadipun terhindarkan. Percuma sukses di pekerjaan tapi kurang sukses dikehidupan lainnya/pribadi/keluarga.  Selama ini mungkin ada diantara kita beranggapan bahwa bekerja keras akan mengantarkan menjadi sukses dan bahagia, meskipun ada benarnya tetapi lebih tepat kalau dikatakan bahwa bahagia  yang kita bawa  ke tempat kerjalah yang membuat kita sukses.

Keseimbangan adalah sesuatu yang penting, tetapi mensinkronkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi seperti yang diharapkan bukanlah perkara mudah, perlu usaha keras untuk menciptakannya. Budaya ewuh pakewuh atau rasa sungkan pada atasan, kuatir kena teguran, atau lebih parah lagi dipecat dari pekerjaan adalah salah satu alasan sulitnya mencapai keseimbangan. Saat sedang santai disore hari atau saat sedang menikmati liburan di akhir pekan mau tidak mau seorang pegawai/pekerja harus menjawab panggilan pekerjaan dan mengangkat  handphone yang berdering. Kalau sifatnya hanya informasi masih bisa ditoleransi tetapi kalau harus datang ke kantor itu akan mengganggu hak kehidupan pribadi. Ada beberapa negara seperti Perancis, Portugal, Spanyol, Jerman, Korea Selatan yang memberlakukan undang-undang melarang atasan menghubungi pekerjanya saat diluar jam kerja, ini dimaksudkan untuk menghormati waktu istirahat.(Kompas.com)

Hal lain yang juga bisa menghambat tercapainya keseimbangan adalah kadang ada pekerjaan yang memang memerlukan penanganan segera dan harus cepat selesai, kalau sudah begini lembur adalah solusinya. Kalau lembur hanya sekali dua kali tidak masalah tetapi kalau seringkali pasti menjadi masalah karena mengganggu kesehatan fisik dan kehidupan lainnya. Meskipun ada imbalan uang lembur, tapi tidak perlu memaksa diri bila fisik tidak mendukung lebih baik mencari orang lain yang bisa membackup pekerjaan, itulah mengapa team work  yang solid diperlukan.

Memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah  dambaan setiap pekerja. Menurut Matthew Kelly dalam bukunya yang berjudul Off Balance, menjelaskan bahwa keduanya bisa didapatkan saat seseorang merasa bahagia ketika melakukan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.  

Keseimbangan tidak selalu terjadi dengan sendirinya, meskipun sulit, mari kita harus berusaha menciptakan budaya kerja dan kehidupan yang seimbang secara pelan-pelan. Bila Work Life Balance tidak bisa dicapai secara maksimal setidaknya bisa memanfaatkan weekend dengan sebaiknya, berlibur dengan keluarga, refreshing, nonton atau lainnya yang penting lupakan dulu masalah pekerjaan. Jangan lupa agar weekend tidak terganggu jangan sampai meninggalkan pekerjaan yang tidak/belum tuntas saat pulang, usahakan selesai agar tidak menjadi beban pikiran.

Mengutip  kalimat bijak dari internet: "Kamu tidak akan pernah merasa benar-benar puas dengan pekerjaan sampai Anda puas dengan kehidupan." (Heather Schuck)
Terima kasih, semoga kita bisa mencapai keseimbangan.

Artikel ini telah tayang di koran lokal Kaltim Post , tgl 15 Desember 2021 (rabu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline