Lihat ke Halaman Asli

Hartopo PN

Petani Sawit dan Karet

Sebagian Kecil Perbandingan Potret Wajah Indonesia dan Malaysia (Bagian Kedua)

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti telah kita ketahui bersama, merupakan negara kepulauan, konon terdiri dari 3000 lebih pulaunya, pulau raksasanya Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara (sederetan pulau dari barat ke timur), dan Papua (Irian Jaya).

Dari barat ke timur, mulai dari Sabang di Pulau We sampai Meraoke di Pulau Irian Jaya, konon bagaikan zamrud katulistiwa, betapa luasnya kekayaan hutannya, betapa besarnya kekayaan sumber daya alamnya, betapa banyaknya suku bangsanya, betapa indahnya pemandangan alamnya yang merupakan sumber daya pariwisatanya, dan seterusnya.

Apabila Malaysia dibandingkan dengan NKRI, negara yang kita cintai ini, dalam hal-hal di atas, maka tak ada bandingannya sama sekali.

Kali ini kita bandingkan hanya dalam hal jumlah suku bangsanya saja. Jumlah suku bangsa kita berbanding berlipat-lipat kalinya dengan Malaysia yang hanya terdiri dari beberapa suku bangsa, Melayu, Arab, Cina, dan India. Jumlah penduduk Negara kita pun sudah mencercah lebih dari 200 juta, sedangkan Malaysia hanya lebih dari 27 juta saja, hampir sepersepuluhnya, sepuluh peratusnya saja.

Oleh karena itu, betapa sangat luar biasa besarnya kekayaan budaya kita berbanding dengan Malaysia. Mulai dari kekayaan bahasa daerahnya, kekayaan seninya, kekayaan beragam agama dan kepercayaannya. Tepat sekali falsafah hidup kita yang ber- “Bhineka Tunggal Ika”, berbeda-beda tetapi tetap satu, sehingga berasaskan Pancasila, falsafah hidup bernegara dan berbangsa yang paling unik di dunia.

Membicarakan masalah kekayaan seninya, dipersempit lagi dalam hal seni peran, seni musik, seni penyajian, seni lawak, dewasa ini, apabila kita melihat acara televise di negara kita dengan di Malaysia, maka nyata sekali perbedaan dalam hal kualitasnya. Memang kita lebih banyak belajar dan meniru, atau berkiblat, ke negara-negara barat, terutama Amerika Serikat dan Hongkong, kita terkenal dengan kemampuan improvisasinya, sedangkan Malaysia lebih banyak berkiblat  ke negara kita.

Jadi, walaupun dalam hal kemajuan pembangunan ekonominya kita kalah jauh, karena Malaysia sudah mampu membawa rakyatnya berpenghasilan jauh lebih tinggi daripada kita, untuk pegawai negerinya (pegawai kerajaan) antara RM2000 - RM5000, apabila kurs mata uangnya RM1 senilai Rp 3500,- maka senilai Rp 7 jt – Rp 17,5 jt, itu yang golongan rendah – menengah, sedangkan di negara kita sekitar antara Rp 1 jt – Rp 5 jt, ini pun sudah bersyukur sekali. Walaupun begitu, sampai kapan pun dan walau bagaimana pun kondisinya negara kita, kita sebagai warga negara NKRI yang kita cintai ini, kita tetap bangga dan berbahagia manjadi warga dan bangsa Indonesia, tanah tumpah kelahiran kita.

Mari kita bangun bersama-sama negara kita tercinta, dengan memberikan sumbang sih sekecil sekalipun yang bisa kita berikan menurut daya dan kemampuan kita masing-masing. Mongg0..Monggo..Monggo..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline