Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Desa Pengasinan

Diperbarui: 8 Oktober 2021   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi letak desa pengasinan (Dokumen Pribadi)

Dalam setiap daerah pasti punya nama, dan nama tersebut pasti memiliki cerita. Biasanya kata-kata yang digunakan untuk penamaan tempat-tempat berasal dari beberapa hal yaitu; keadaan alam, fauna/hewan, tumbuhan, dan lingkungan sosial. 

Konon kabarnya sebelum menjadi nama Desa Pengasinan nama panggilan tempat tersebut adalah "Batu Gede" di tempat tersebut terdapat mata air yang debit airnya cukup tinggi yang dapat untuk mengairi sawah-sawah pertanian dan perikanan masyarakat penduduk yang ada disekitar tempat tersebut. 

Melihat tempat tersebut terdapat aliran sungai dan banyak anak sungai (selokan) Sehingga aliran sungai tersebut sangat bermanfaat terutama yang mempunyai lahan persawahan dan perikanan.

Sebelum nama tempat tersebut menjadi Desa Pengasinan orang tua terdahulu dalam katanya, bahwa mata air yang terletak di daerah Batu Gede tersebut airnya berasa asin sehingga sebagian airnya tidak dapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk minum. Namun untuk keperluan lain seperti mandi, dan cuci masih bisa untuk digunakan. 

Maka bersamaan dengan hal tersebut, dengan terdapatnya mata air yang berasa asin kemudian para tokoh terdahulu yang ada memberi nama tempat tersebut dengan nama Pengasinan. Melihat arti kata Pengasinan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peng.a.sin.an [n] 

(1) tempat mengasini (mengasinkan); (2) proses, cara, perbuatan mengasini (mengasinkan). Oleh karena itu, jadi sebab nama Desa tersebut ada berasal dari keadaan alamnya. 

Kemudian dijadikan sebagai nama, dan nama tersebut digunakan. Maka terbentuklah satu Desa menjadi sebutan untuk nama Desa, yaitu Desa Pengasinan.

Dalam terbentuknya Desa tersebut maka terciptalah suatu kebudayaan. Kebudayaan masyarakat yang ada sejak zaman dahulu dari orang tua terdahulu diantaranya; tradisi sedekah bumi, ziarah (Makam sesepuh), tradisi hajatan pernikahan/khitanan. 

Tradisi tersebut masih dipakaikan hingga kini. Jika kita melihatnya dengan peta Google Maps letaknya tepat berada di Desa Pengasinan, Gunungsindur, Kab. Bogor utara berbatasan dengan Tangerang Selatan. 

Melihat desa tersebut masih masuk dalam Kabupaten Bogor tetapi mayoritas penduduk Desa Pengasinan cenderung lebih menggunakan bahasa betawi dari pada menggunakan bahasa sunda yang merupakan bahasa asli mayoritas penduduk Jawa Barat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline