Lihat ke Halaman Asli

Rindu di Ujung Pelangi Senja

Diperbarui: 28 Oktober 2015   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Diedit dari : infoshutter.com"][/caption]

Pikiran melayang berusaha menangkap bayangmu yang telah sirna
Anganku terbang bersama waktu mengejar mimpi tanpa henti
Ku ingin raih segumpal angin di tepi ujung bianglala menjelang senja
Desah nafas semakin menyiksaku
Entah kapan ini kan berakhir

 

Kubayangkan kembali peluk mesramu yang membakar sekujur tubuh walau peluh mengaliri dadamu
Akankah ini terus menjadi bayangan hitam yang tak mungkin menjadi putih?
Rasakanlah kembali genggaman terakhirku di sudut waktu
Tepian Danau Bedugul m pergulatan masih menjadi saksi pergulatan kita menuju puncak indahnya birahi
Omong kosong kalau kau telah lupa
Nanar matamu yang sayu kala kau lepas genggam rindumu
Onggok tubuh lembut penuh peluh tanpa balutan masih ada di benakku

 

Remukkah hatimu tanpa diriku?
Ijinkanlah aku kembali berpeluk peluh di desahan bibirmu
Niscaya dunia ini kembali pancarkan sinar mentari pagi
Dengarlah desah rinduku dan rindumu
Ujung pelangi ini jangan biarkan sirna tertelan mentari senja di ujung malam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline