Sejarah Virus di Dunia
Paleontologi mencatat bahwa kehidupan sederhana seperti virus dan bakteri adalah penghuni asli Bumi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Mamalia pertama muncul 200 juta tahun yang lalu, dan dinosaurus pertama, sekitar 50 juta tahun sebelum itu (Sherwood Romer, 1945), COVID-19, H1N1, SARS, H7N1, H7N9, MERS, AIDS dan Ebola dalam 30 tahun terakhir adalah peristiwa menyedihkan (Peter, 2020), dalam hal berarti sejak dahulu kala, kita sebagai manusia memang harus bertahan untuk menghadapi berbagai virus di dunia, seperti halnya Covid-19 yang sekarang menjadi pandemi (bukan pendemi/epidemi). Data terbaru yang terkonfirmasi positif corona dalam 1 hari terakhir, mencapai 684 pasien, dan trend tetap naik dari sebelumnya. Dengan penambahan jumlah 684, total jumlah kasus positif corona di Indonesia hingga Rabu, 3 Juni 2020 mencapai 28.233 pasien (Gugus Tugas Penanganan Covid-19).
Paparan Virus di DIY
Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 per tanggal 3 Juni 2020 berdasar data di corona.jogjaprov.go.id/data-statistik, menunjukkan grafik yang cenderung melandai (pola grafik teratas), dan liniear/seiring dengan perbandingan proporsional dengan yang sembuh, maka diasumsikan jika terjadi pertemuan grafik positif-all dengan grafik yang positif-sembuh, berarti semua yang terpapar (positif) sudah berhasil sembuh. Ada sedikit perbedaan definisi mengenai meninggal akibat Covid-19, yaitu Definisi terbaru mengenai 'kematian COVID-19' itu tertulis dalam laporan perkembangan COVID-19 Nomor 82 (Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) situation report-82), tertanggal 11 April 2020. Suatu kasus digolongkan sebagai 'kematian COVID-19' apabila tak ada periode sembuh total antara waktu sakit dan waktu kematian, istilah kematian dari 'probable case" (kasus yang mungkin COVID-19)'. Bila ada seseorang yang menyandang probable case itu meninggal, maka kini kematian orang itu dihitung sebagai 'kematian COVID-19'. Beberapa waktu lalu media memberitakan tentang pencatat kematian akibat Covid-19 atau bukan, disini mungkin terjadi sedikit perbedaan terminologi, yang berpotensi perbedaan data penyebab kematian. Maka SK Gubernur DIY Nomor 121/KEP/2020, tentang perpanjangan status tanggap darurat bencana (non alam) mulai 20 Mei 2020 sampai 30 Juni 2020 sangatlah tepat, dibanding daerah-daerah lain yang terkesan terburu-buru akan memberlakukan new normal.
Terlebih Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih hari ini mengumumkan ada penambahan 3 kasus baru, sebagai kasus 236 asal Kota Yogya, 237 asal Sleman, dan 238 asal Bantul. Pelaksanaan new normal menurut ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman "Idealnya, 1 persen dari total populasi di wilayah tersebut dilakukan tes, katakan lah kalau penduduknya 10 juta berarti kurang lebih 100.000 orang yang dites, total," dan tes/sampel ini terutama kepada kelompok-kelompok tertentu/berisiko.
Sependek pemahaman penulis, tidak ditemukan data jumlah tracing yang telah dilakukan terhadap sampel di DIY di website corona.jogjaprov.go.id.
Data dari BPS DIY jumlah penduduk pada tahun 2019 tercatat 3.842.932 jiwa tersebar di 4 Kabupaten dan 1 Kota, jika menggunakan asumsi Dicky B, maka tracing sampel di DIY dapat digunakan asumsi 3.842.932 orang maka jika x 1% = 38.430 tracing/sampel, tampaknya angka yang cukup tinggi untuk dicapai. Kebijakan pemerintah DIY termasuk "longgar" karena menjadi daerah yang tidak menerapkan PSBB dan DIY berbatasan dengan Jawa Timur yang mencatatkan angka terpapar cukup tinggi, artinya daerah perbatasan DIY dan Jatim merupakan daerah yang rentan, dan memerlukan berbagai antisipasi, karena terbukti ada yang terpapar dari Surabaya dan masuk ke wilayah DIY, secara grafis maka penerapan "New Normal" di DIY selayaknya terus dianalisa sampai mencapai waktu tertentu kemudian baru diterapkan "New Normal" atau yang sempat disebut "pranatan anyar" oleh anggota DPRD DIY.
Dampak pandemi Covid-19 telah menyentuh berbagai aspek, baik kesehatan, ekonomi, maupun pendidikan, namun yang paling mencolok adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi, dengan banyaknya PHK di sektor swasta kecil dan menengah, namun ini juga memberikan hikmah bahwa kekuatan perekonomian sangat ditopang oleh sektor ini. Masyarakat dengan berbagai beban baik psikologi, sosial, maupun ekonomi memang harus mulai beraktifitas, meski virus inipun tetap beraktifitas.
Semua kembali kepada kesadaran masyarakat untuk melindungi diri sendiri, keluarga, dan sesama, dengan membiasakan diri menggunakan masker dan rajin mencuci tangan, agar tidak membawa virus ke dalam rumah/ tempat kerja, karena ketertiban kita yang akan menyelamatkan kita bersama.
Virus itu mengancam semua orang, maka kita semua bersama-sama saudara sebangsa, dan setanah air membiasakan physical distancing (jaga jarak fisik), tapi hati kita secara social tetap harus erat. Adaptasi merupakan suatu kelaziman yang harus dilakukan perkembangan peradaban manusia.