Lihat ke Halaman Asli

Sepakbola Papua Kebangkitan untuk Transformasi Bangsa

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408268203906476372

Kita sudah tahu bahwa membangun sebuah tim dengan pemain 11 orang tidak cukup diselesaikan dengan waktu singkat. Apa yang terlihat di Lapangan adalah sebuah akumulasi dari kerja keras sebuah manajemen, tim dan para ahli dari berbagai bidang.

Jika memang kita ingin kebangkitan Sepakbola tanah air, mari kita menaruhkan harapan pada 10 tahun yang akan datang.

Dimulai dari PEMBANGUNAN DASAR MENTAL !

Pemain hebat, populer tapi tukang mabuk, tidak bisa diatur dan semau sendiri adalah ciri pemain berbakat tanpa karakter dan dijamin karirnya seumur Pohon Jagung saja. Tim yang hebat dengan latih tanding dan pengalaman segudang tanpa motivasi kuat akan menciptakan pemain2 sepakbola sinetron dan bintang iklan saja. Apalagi jika menyebut tim nasional tapi tidak ada keterwakilan dari Papua justru agak aneh dimata dan telinga kita.

Katanya Papua gudang pemain bola ? Katanya Papua banyak pemain berbakat ?

Lapangan Bola di Papua cukup sedikit, jangan hanya melihat Papua di kota-kota besar saja, 70% Papua adalah Kampung dan Pedalaman. Belum tentu anak-anak juga punya bola.

Moga-moga Presiden yang akan datang jeli melihat dan ingat akan janjinya untuk membangun sepak Bola Papua.

Membangun sepakbola Papua tidak bisa dimulai dengan approach Klub Bola untuk Liga. Klub-klub bola peserta Liga yang masih diinfus Dana APBD tidaklah sehat. Sebelum menjadi sepakbola Komersial, marilah kita mulai dengan dasar Mental, dimulai dengan Sepakbola Sosial.

Sepakbola untuk Kemanusiaan, Persaudaraan, Kebersamaan, Pendidikan, Kesehatan, pelestarian lingkungan, menolak miras, mencegah HIV/AIDS, menyebarkan nilai sportifitas dan nilai-nilai positif kehidupan jauh lebih diperlukan daripada berambisi mencetak Tim Impian yang tidak terkalahkan dan memuaskan nafsu penggila bola. Pemain sepakbola adalah manusia, jadi mereka memiliki emosi, pikiran, jiwa dan hati, sentuhan-sentuhan unsur2 ini sama pentingnya dengan memoles skill, strategi, fisik dan performa pemain di lapangan.

Perkumpulan sepakbola Uni Papua sudah memulai Transformasi Mental dimulai dari Kampung-kampung di Papua. Walaupun tanpa fasilitas memadai, membangun Manusia harus segera dilakukan.

Sebagai catatan per 17 Agustus 2014 ini Uni Papua sudah memiliki Cabang di 9 lokasi di Tanah Papua, dari Biak, Maybrat, Sentani hingga Mulia di Puncak Jaya. Ribuan anak-anak Papua sudah bergabung dan berlatih berasama. Kini masuk dalam tahap mengasah para pelatih dan staf untuk mendapatkan pengalaman dan kesempatan menimba ilmu. inilah kegiatan yang disebut INFRASTRUKTUR sebuah manajemen Pelatih dan Staff Sepakbola Sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline