Tupperware gulung tikar? Berita ini langsung heboh. Sebab tupperware adalah merek yang telah dikenal secara luas di seluruh dunia selama beberapa dekade. Namun, meskipun merek ini sangat populer di kalangan ibu-ibu, Tupperware baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan bisnisnya.
Bagaimana bisa brand yang lekat dengan konsumen loyal nan setia, menjadi gulung tikar. Apa saja penyebabnya, apa yang harus brand lain pelajari dari peristiwa ini? Simak informasi lengkapnya berikut.
Tupperware Gulung Tikar? Ini Alasannya :
Sebagai brand dengan nama besar, tentu informasi terkait bangkrutnya produsen plastik berkualitas bagus ini menjadi heboh. Tidak sedikit yang menanyakan kenapa bisa terjadi. Dari sekian banyak penyebabnya, ini alasan paling masuk akal yang ada.
- Harga yang Mahal
Salah satu alasan utama mengapa ibu-ibu menghindari Tupperware adalah karena harganya yang mahal. Banyak produk Tupperware yang dihargai lebih tinggi daripada merek sejenis yang lebih terjangkau.
Sementara produk-produk Tupperware terkenal akan kualitas dan daya tahan mereka. Namun, banyak ibu-ibu lebih memilih untuk menghemat uang dan membeli produk-produk yang lebih terjangkau dengan mengesampingkan kualitasnya.
- Kurangnya Inovasi
Tupperware tidak mampu mengikuti tren terbaru di industri peralatan dapur dan mempertahankan relevansinya dengan cara yang efektif. Beberapa konsumen merasa bahwa Tupperware terjebak dalam desain klasik yang sudah ketinggalan zaman, dan kurang menarik bagi generasi yang lebih muda.
Dalam sebuah industri yang selalu berubah dan berkembang, Tupperware tidak mampu beradaptasi dengan cepat. Sehingga dengan semakin banyaknya masalah, solusinya pun lambat dan kurang inovatif bagi konsumennya.
- Pemasaran yang Kurang Efektif
Meskipun Tupperware telah berusaha untuk mempromosikan produk mereka dengan berbagai cara. Tetapi pemasaran mereka terkadang dianggap tidak efektif oleh konsumen.
Banyak ibu-ibu merasa bahwa merek ini kurang menarik dalam kampanye pemasaran mereka. Juga kurang terhubung dengan nilai-nilai dan gaya hidup mereka.
Secara keseluruhan, kegagalan Tupperware berkembang di industri perabot plastik, dapat disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor di atas. Sehingga, pada akhirnya berdampak pada kehilangan tempatnya di hati ibu-ibu.