Lihat ke Halaman Asli

Sesat Nalar Sutan Bhatoegana

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sutan Bhatoegana bergeming. Politisi imut yang tempo hari makin ngetop berkat cakap berlogat “sudah masuk itu barang” , tetap menolak minta maaf karena merasa tidak bersalah memfitnah almarhum Gus Dur.

“Jangan suruh saya minta maaf. Ini politik,” kata Sutan, seperti dikutip sejumlah media on-line. Kalau soal minta maaf, kata Sutan, nunggu lebaran. Sebab, menurut Sutan, tidak ada yang salah dengan pendapatnya sewaktu “berdiskusi” dengan Adhie Massardi tempo hari. Pendapatnya bahwa pemerintahan Gus Dur juga tidak bersih, juga tersandung kasus Buloggate dan Bruneigate, menurut Sutan, semata-mata untuk menangkis serangan Adhie yang dalam “diskusi” itu menuding pemerintahan SBY korup, dan bukan untuk memfitnah Gus Dur.

Tulisan ini tidak bermaksud mengadili pemikiran dan apalagi menghakimi pendapat Sutan sebagai fitnah. Tetapi bahwa pemikiran dan pendapat Sutan tersebut mengalami sesat nalar, adalah fakta kasat mata yang membuat negeri ini tak putus digerogoti korupsi. Sebab, dengan argumen pemerintahan di masa lalu juga korup, maka Sutan menalar suatu pembenaran bahwa korupsi di masa pemerintahan SBY harus diterima sebagai hal yang wajar.

Tapi, apa karena anggota DPR tahun lalu korup maka wajar saja kalau anggota DPR tahun ini juga ikutan korupsi?  Apa karena partai-partai lain melakukan korupsi lebih besar maka wajar saja kalau partainya Sutan juga korupsi, lagi pula yang dikorup kan lebih kecil?  Karena anggota Banggar korupsi, wajar juga dong kalau anggota Komisi yang lain juga korupsi…

Walaupun Sutan tidak bermaksud memfitnah Gus Dur, pendapatnya yang sesat nalar itu telah melukai hati keluarga Gus Dur dan kaum Nahdliyin. Tapi, sesat nalar seperti yang terjadi pada Sutan, sesungguhnya telah memfitnah dan meremehkan akal sehat.

Kalau Sutan Bhatoegana bergeming, barangkali karena terlanjur, “sudah masuk itu barang.”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline