Lihat ke Halaman Asli

Lidah Sutan Bhatoegana

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saudara Drs. H. Sutan Bhatoegana MM.

Rupanya memang benar ucapan Anda yang terpampang di website resmi DPR RI di bawah judul  “INDONESIA MENUJU KRISIS MORAL”, yang petikannya sbb: “Melihat maraknya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah bahkan parpol, selaku Sekretaris Fraksi Partai Demokrat, dirinya melihat masalah bangsa seperti krisis ekonomi, kepercayaan bermula dari krisis moral yang marak terjadi di Indonesia. Karena itu, dirinya menginginkan orang yang dapat berjuang dengan menjunjung tinggi moral dapat ikut membesarkan partai Demokrat.”

Meskipun tata bahasa kalimat itu lumayan ruwet, gagasan yang gagah dan prediksi yang ingin Anda sampaikan bisa dipahami. Gagasan yang gagah dan prediksi tersebut tampaknya Anda ucapkan antara tahun 2005-2009, atau sekitar tiga atau empat tahun yang lalu.

Gagasan yang gagah tentang “orang yang dapat berjuang dengan menjunjung tinggi moral dapat ikut membesarkan partai Demokrat”, apa boleh buat, pada kenyataannya jauh panggang dari api. Tapi, prediksi Anda bahwa “INDONESIA MENUJU KRISIS MORAL” harus saya akui memang terbukti benar.

Sayangnya, ibarat senjata makan tuan, prediksi Anda itu menemukan kebenarannya pada sikap pongah dan congkak Anda yang tidak sudi minta maaf atas ucapan Anda yang melukai hati keluarga almarhum Gus Dur dan  kaum Nahdliyin—juga pada keahlian Anda bersilat lidah yang betapapun tinggi ilmu berkelit Anda, lidah itu akan tetap tinggal di dalam mulut Anda. Akan tiba saatnya kependekaran silat lidah Anda berhadapan dengan lidah yang lebih lihai berkelit. Bukankah di atas genteng masih ada langit, di atas pendekar masih ada jawara pendekar? Apalagi prediksi Anda tentang krisis moral itu menemukan kebenarannya pada lidah yang ada di dalam mulut Anda, dan tidak akan pernah ke mana-mana.

Saudara Drs. H. Sutan Bhatoegana MM.

Dengan dua gelar akademis dan kehajian Anda, dengan kesanggupan Anda merumuskan prediksi secara tepat, sungguh aneh jika untuk membela Presiden RI yang masih masih berkuasa Anda merasa perlu melibatkan orang yang sudah almarhum. Sebegitu lemahkah Presiden SBY sehingga perlu Anda bela, dengan cara yang menabrak tata krama pula. Hemat saya, justru Anda yang sesungguhnya perlu dibela Presiden SBY, dan bukan sebaliknya—terkecuali jika Anda merasa lebih kuat, lebih hebat, lebih perkasa dari Presiden SBY.

Kalau Anda berkeras merasa tidak bersalah dan tidak sudi minta maaf, atau bahkan tetap akan bersilat lidah dengan orang yang sudah almarhum, lanjutkan! Itu urusan Anda, lagipula sesuai slogan politik Anda.

Mudah-mudahan permintaan maaf yang disampaikan Anas Urbaningrum, dapat mengobati kepedihan hati keluarga almarhum Gus Dur dan kaum Nahdliyin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline