Apakah Sistem Keuangan Indonesia tidak Stabil ??
Sistem keuangan yang ada di indonesia pernah mengalami krisis yang cukup parah yang biasa orang mengatakan "Krisis Moneter"
( Tahun 1998 ). Saat itu bangsa kita dihadapkan oleh masalah yang sangat komplek, seperti : Bunga Deposito tinggi, Harga Kebutuhan Naik, Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) merajalela, bahkan mengakibatkan anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dan inflasi yang tinggi. Hal ini diawali dengan Gejolak Politik Indonesia yang kacau pada saat itu, Demontrasi, Kerusuhan, Kebakaran, Pembobolan ATM, Kerusakan dsb. Keseluruhan kejadian tersebut menandakan Sistem Keuangan indonesia yang tidak Stabil.
Instabilitas Sistem Keuangan ini juga terjadi karena Perilaku Masyarakat yang lebih memilih Produk Import daripada Dalam Negeri, Adanya Bank yang diLikuidasi, Biaya Administrasi Bank yang tinggi, Bunga Bank Kecil, Bunga Deposito Kecil menyebabkan Masyarakat takut / Kurang berminat Untuk Menabung atau mendepositokan Uangnya di Bank. Hal ini harus dipikirkan serius "Bagaimana agar Masyarakat Bisa Tertarik/ Antusias untuk bisa menabung, mendepositokan Uang serta Meminjam Uang di Bank Hal ini Demi Kelancaran / Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia.
Bagaimana menjaga Stabilitas Sistem Keuangan ??
Faktor Perkembangan Informasi Dan Teknologi sangatlah mengancam Stabilitas Sistem Keuangan. Hal ini dibuktikan dengan adanya BISNIS ONLINE yang memutarkan Keuangan Masyarakat dengan Istilah Komunitas Saling Membantu memberikan reward/keuntungan 30% per bulan sangatlah menggiurkan.Bank bisa menerapkan sistem ini dengan mengkolaborasikan antara Investasi, Asuransi dan Reward / Bonus bagi mereka yang berhasil mengajak Nasabah baru untuk menginvestasikan Dananya di Bank. Sangatlah efektif jika Konsep ini diterapkan oleh Bank.
Ilustrasi :
Bank mengadakan kerja sama dengan Jasa Asuransi untuk mengatur proses klain Asuransi, lalu Bank membuat konsep Investasi (dengan setoran tetap per bulan) yang sekaligus diikutsertakan dalam Asuransi Jiwa misalnya. Namun untuk memperbesar jumlah nasabah yang berinvestasi dibutuhkan Promosi dari nasabah yang sudah ikut (Member) untuk mengajak calon member dan disediakan Bonus rekrut baginya. Hal ini bisa dimasukkan dalam Internet Bangking pada kolom Investasi.
Masyarakat memang membutuhkan Inovasi dari Sistem Perbankan untuk memicu minat masyarakat untuk menabung dan mendepositokan / menginvestasikan Dananya di Bank serta Reward dan subsidi bagi mereka yang mengajukan pinjaman di Bank.
Peran serta dan perilaku Masyarakat dalam mencintai produk dalam negeri juga harus digalakkan untuk menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H