ketika saya sudah dianggap dewasa
karena sudah bisa membaca kecewa,
saya ditanya, "siapa guru terbaikmu?"
saya jawab, ada dua: kamu dan masalalu.
kemudian lama kita diam
hingga akhirnya turun hujan.
pada saat itu pula
kopi menyeduh puisi.
kantuk bikin kopi serasa dikutuk;
bosan melihat kita tak berkata.
tapi beruntunglah,
Tuhan mencipta cinta
yang pandai improvisasi.
ciuman dingin menyelamatkan
kita yang hampir masuk angin.
lamat-lamat kamu dan masalalu
bergandengan tangan, menerobos hujan,
masuk gang kecil yang dihuni preman
yang suka bersedih di malam sabtu.
Perpustakaan Teras Baca, 2015
Keterangan Gambar: Hujan lebat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H