Lihat ke Halaman Asli

Harry Ramdhani

TERVERIFIKASI

Immaterial Worker

Gagalnya Tipu-tipu ala Prof. Wenger

Diperbarui: 6 November 2017   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arsenal manager Arsene Wenger (Photo by Stuart MacFarlane/Arsenal FC via Getty Images)

Arsenal merilis susunan pemainnya 30  menit sebelum laga tandang mereka melawan Man. City melalui akun twitter  resminya. Tentu saya kaget, Wenger menawarkan skema 4-3-3 untuk  meladeni kedalaman skuat Man. City yang musim ini amat superior di Premier League. Ada perasaan sedih dan kekosongan yang mendalam kala  memercayai itu. Sudah menyerahkah Wenger dengan formasi andalannya

Begini, saya akan coba menerkan isi kepala Prof. Wenger.

Tidak  banyak pilihan pemain belakang untuk Wenger kala bertamu ke Etihad  Stadium, markas Man. City. Holding baru saja berlaga (malam) jumat lalu.  Martestacker terlalu lamban untuk meladeni kecepatan pemain depan Man.  City (wabil-khusus, Sterling). Chambers masih dalam pemulihan cidera. Yang tersisa: Koscielny dan Monreal. Sebenarnya ini sudah cukup, tapi  untuk melawan tim yang sudah mencetak 35 gol dalam 10 pertandingan,  tentu saja ini bisa jadi bulan-bulanan lawan.

Maka,  inilah pasukan bertahan yang bisa Prof. Wenger andalkan: Bellerin,  Koscielny, Monreal dan Kolasinac. Dengan sedikit bala bantuan dari Coquelin dan Xhaka, sepertinya saya bisa sedikit memahami maksud Prof. Wenger sebelum laga mulai, "counter-attack akan menjadi kunci."

Sudah  barang tentu pemain yang dijadikan kunci pola serangan ini adalah  Ramsey. Dengan umpan yang langsung di-direct dari belakang, entah Xhaka  atawa pemain lain, Ramsey mendapat tugas berat untuk kembali mengalirkan  bola itu kepada 3 ujung tombak Arsenal: Iwobi, Ozil dan Sanchez. 

Itu  semua strategi dan hitung-hitungan belaka. Kenyataannya, sejak menit  awal Arsenal diserang habis-habisan. Hampir pemain yang sekadar bisa berlari, Sterling mencetak gol dari umpan Sane. Untungnya itu Sterling  bukan yang lain. Dan sedari awal pertandingan tidak ada pressing ketat. Akibatnya pada menit ke-19 De Bruyne berhasil menceploskan bola ke  gawang Cech, 1-0!

Tipu-tipu itu mulai terlihat dan nampak

Setelah  tertinggal 1 gol dan terus diserang, akhirnya formasi sesungguhnya  Arsenal kembali menjadi 3-4-3. Atau memang inginnya seperti itu, namun  malah tidak berjalan. Coquelin (sebenarnya) menjadi ekstra center back.  Bukan sebagai stopper atau holding midfielder, melainkan pemain bertahan, hanya saja posisinya sedikit lebih di depan dibanding  Koscielny dan Monreal. 

Ini  pun pernah Prof. Wenger uji selama tur pra-musim lalu. Tetapi yang  dicoba kala itu adalah Elneny, bukan Coquelin. Dan terbukti sukses. Bahkan beberapa pertandingan terakhir Prof. Wenger terapkan pada  pertandingan-pertandingan non-Premier League seperti Carabol Cup dan Europa League.

Sayang, memang dasar Profesor, mencoba-coba formasi kok pada laga yang penting dan  berat. Coquelin kewalahan memutus serangan yang dibangun Silva De  Bruyne, Fernandinho dan Sane. Tugas pertama dan utama yang tidak mudah  bagi Coquelin.

Namun,  kemalangan seperti datang lebih cepat untuk Arsenal di awal babak kedua.  Sterling yang-hanya-bisa-berlari-itu terjatuh di kotak pinalti. Aguero  berhasil mengeksekusinya dengan baik, 2-0!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline