Arsenal merilis susunan pemainnya 30 menit sebelum laga tandang mereka melawan Man. City melalui akun twitter resminya. Tentu saya kaget, Wenger menawarkan skema 4-3-3 untuk meladeni kedalaman skuat Man. City yang musim ini amat superior di Premier League. Ada perasaan sedih dan kekosongan yang mendalam kala memercayai itu. Sudah menyerahkah Wenger dengan formasi andalannya?
Begini, saya akan coba menerkan isi kepala Prof. Wenger.
Tidak banyak pilihan pemain belakang untuk Wenger kala bertamu ke Etihad Stadium, markas Man. City. Holding baru saja berlaga (malam) jumat lalu. Martestacker terlalu lamban untuk meladeni kecepatan pemain depan Man. City (wabil-khusus, Sterling). Chambers masih dalam pemulihan cidera. Yang tersisa: Koscielny dan Monreal. Sebenarnya ini sudah cukup, tapi untuk melawan tim yang sudah mencetak 35 gol dalam 10 pertandingan, tentu saja ini bisa jadi bulan-bulanan lawan.
Maka, inilah pasukan bertahan yang bisa Prof. Wenger andalkan: Bellerin, Koscielny, Monreal dan Kolasinac. Dengan sedikit bala bantuan dari Coquelin dan Xhaka, sepertinya saya bisa sedikit memahami maksud Prof. Wenger sebelum laga mulai, "counter-attack akan menjadi kunci."
Sudah barang tentu pemain yang dijadikan kunci pola serangan ini adalah Ramsey. Dengan umpan yang langsung di-direct dari belakang, entah Xhaka atawa pemain lain, Ramsey mendapat tugas berat untuk kembali mengalirkan bola itu kepada 3 ujung tombak Arsenal: Iwobi, Ozil dan Sanchez.
Itu semua strategi dan hitung-hitungan belaka. Kenyataannya, sejak menit awal Arsenal diserang habis-habisan. Hampir pemain yang sekadar bisa berlari, Sterling mencetak gol dari umpan Sane. Untungnya itu Sterling bukan yang lain. Dan sedari awal pertandingan tidak ada pressing ketat. Akibatnya pada menit ke-19 De Bruyne berhasil menceploskan bola ke gawang Cech, 1-0!
Tipu-tipu itu mulai terlihat dan nampak
Setelah tertinggal 1 gol dan terus diserang, akhirnya formasi sesungguhnya Arsenal kembali menjadi 3-4-3. Atau memang inginnya seperti itu, namun malah tidak berjalan. Coquelin (sebenarnya) menjadi ekstra center back. Bukan sebagai stopper atau holding midfielder, melainkan pemain bertahan, hanya saja posisinya sedikit lebih di depan dibanding Koscielny dan Monreal.
Ini pun pernah Prof. Wenger uji selama tur pra-musim lalu. Tetapi yang dicoba kala itu adalah Elneny, bukan Coquelin. Dan terbukti sukses. Bahkan beberapa pertandingan terakhir Prof. Wenger terapkan pada pertandingan-pertandingan non-Premier League seperti Carabol Cup dan Europa League.
Sayang, memang dasar Profesor, mencoba-coba formasi kok pada laga yang penting dan berat. Coquelin kewalahan memutus serangan yang dibangun Silva De Bruyne, Fernandinho dan Sane. Tugas pertama dan utama yang tidak mudah bagi Coquelin.
Namun, kemalangan seperti datang lebih cepat untuk Arsenal di awal babak kedua. Sterling yang-hanya-bisa-berlari-itu terjatuh di kotak pinalti. Aguero berhasil mengeksekusinya dengan baik, 2-0!