Lihat ke Halaman Asli

Harry Ramdhani

TERVERIFIKASI

Immaterial Worker

Pada Pagi di Stasiun Universitas Indonesia

Diperbarui: 2 Desember 2015   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422830908155070041

[caption id="attachment_394434" align="aligncenter" width="558" caption="Dok-Pri"][/caption]buat L,

Saya menulis ini pada pagi di Stasiun Universitas Indonesia. Itu pagi yang ceria: matahari muncul dengan senyumnya yang cerita, orang-orang yang ingin berangkat kerja badannya wangi semua, dan perempuan-perempuan di sana -entah kenapa- seperti terlihat berbeda.

Kau bisa bayangkan, ini Universitas Indonesia, tempat anak-anak SMU dulu saling adu harapan demi alamater kuningnya itu. Sialnya, ada pertanyaan yang malu saya tanyakan; ketika selesai penjaringan, orang-orang terpilih itu, kenapa cantik-cantik semua?

Pintar dan cantik. Kurang apa?

L,

Sungguh jahat bila saya membandingkan kamu dengan mereka. Sebab, jika sekali saja kau bertanya, "cantik aku atau mereka?" Maka pada saat itu pula aku akan berbohong. Tapi bohong padamu pun saya rasa percuma. Kamu terlalu pintar untuk sekedar dibohongi -atau dibodohi- selevel itu.

Ada yang ingin saya ceritakan. Semoga kamu suka.

Tadi malam, sekitar pukul dua, ada yang mengetuk daun jendela kantor. Dari luar. Itu merpati pengantar surat. Di kaki kirinya terikat kertas yang dilipat kecil. Untung saya pernah lihat itu di kumpulan buku dongeng, jadi saya beri merpati itu secuil kue maka ia akan diam dan saya bisa ambil.

Kertas itu dibungkus plastik rupanya. Isinya selarik sajak tentang 'Bangku'.

Bangku itu mulai renta. Cat-catnya sudah mengelupas.
Tapi, kesetiaannya tidak. Berkali-kali hujan dan masuk
angin mengusik, dia tetap setia. Menunggumu.*

Hampir airmata menetes di pipi saya, L. Seperti kamu, dan saya tahu, menunggu itu menyenangkan. Kita sama-sama sepakat ketika dulu menonton Meteor Garden 2. Petani anggur setia menunggu buahnya ranum, dan Shan Cai setia menuggu A Tse siuman. Betapa menyenangkan menunggu itu, bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline