Sekolah Alam besar dalam kesederhanaan
Banyuwangi Islamic School (BIS) atau yang lebih dikenal dengan Sekolah Alam atau sekolah bayar sayur. barang kali beberapa tahun kebelakang masyarakat indonesia telah mendengar dari beberapa Media. Sebuah sekolah yang terletak di dusun jenesari, desa Genteng kulon, kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi ini, berdiri tahun 2005 silam. Setelah 10 tahun berdiri akhirnya Time Mase bisa mengunjungi dan merekam berbagai kegiatan di sekolah yang memadukan pendidikan modern dan pesantren ini. Pertama menginjakkan kaki disekolah dengan kondisi muka tidak karuan disertai keringat yang membasahi hampir diseluruh bagian tubuh, kami langsung disambut santri-santri dengan salam dan ciuman tangan dari mereka. setelah itu mereka langsung mempersilahkan untuk menuju sebuah gazebo dan mengobrol. Ada Kesan saat pertama melihat santri-santri yang terbilang masih anak-anak ini dalam menyambut kami. mereka sepertinya sudah memiliki kecerdasan dalam hal membawa diri dan cara berkomunikasi (EQ) yang begitu sopan dan mengalir. Tentu membuat kami semakin penasaran apa saja rutinitas mereka yang dilakukan.
Beberapa saat setelah sholat Dzuhur nampak dari kejauhan baru datang seorang bapak yang langsung mengobrol dengan salah satu santriwati . Kami mencoba mendatangi untuk berkenalan. Bapak tersebut bernama pak Mukhlis yang ternyata walisantri yang diajak ngobrol. Beliao berprofesi sebagai guru disalah satu sekolah dikecamatan genteng. Kami mencoba mewawancarai pak Mukhlis mengenai sekolah alam ini. Pak mukhlis bercerita bahwa, disekolah ini memiliki perbedaan dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Di sekolah alam siswa tidak memakai seragam, belajarnya lebih banyak diruang terbuka dan metodenya dikemas menyenangkan. Selain itu juga belajar agama sekaligus penerapannya begitu menonjol sehingga santri pemahamannya seimbang antara kecerdasan otak (IQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Lebih lanjut beliao mengaku bahwa sekolah alam ini sangat baik dalam mendidik santrinya, Terbukti setelah satu bulan putrinya belajar disekolah alam, kemampuan bahasa inggris dan mentalnya berkembang sangat pesat. Dalam sebulan Puterinya sudah berani berangkat sendiri ke sekolah SD tetangga untuk presentasi menggunakan bahasa inggris yang merupakan tugas khas dari sekolah Alam ini.
Setelah wawancara kami dengan pak Muhklis kami kembali ke Gazebo. Tidak lama kemudian datanglah orang yang kami tunggu-tunggu, yaitu pendiri sekolah Alam bapak Muhammad Farid atau yang lebih akrab disapa Mr Farid. Kami langsung disambut dan diarahkan kesebuah ruang tamu yang kemudian langsung berbincang-bincang. Beliao bercerita saat-saat perjuangan yang begitu berat dalam merintis sekolah alam ini. Sekolah yang awalnya dikebon milik salah satu warga, sulit sekali mendapati murid yang bersedia belajar disekolah rintisnya. Sampai-sampai beliao harus menyisir beberapa kecamatan di banyuwangi selatan untuk mencari anak-anak yang tidak mampu sekolah untuk beliao ajak belajar diseekolah alam. Seiring berjalannya waktu sekolah yang sederhana, bayar seikhlasnya dan sebagian orang tua santri membayar pakai sayur ini semakin membesar dan populer. Berkat perjuangannya, Mr Farid diundang diacara talk show salah satu stasiun TV nasional dan berturut-turut mendapat penghargaan dari berbagai instansi. Dan hari ini ketika kita berkunjung kesekolah alam tidak hanya anak yang tidak mampu bersekolah karena persoalan ekonomi yang kita temui, tapi juga anak dari kepala dinas belajar disana.
Bagi kami sekolah alam ini merupakan kritik atas kondisi pendidikan bangsa kita hari ini. Ketika pendidikan kita berganti-ganti kurikulum setiap tahun tanpa arah yang jelas. Sekolah alam sudah berjalan maju disudut bagian timur provinsi jawa timur, dengan membuktikan santrinya mampu berprestasi dan menjadi trainer pelatihan diberbagai tempat dan level peserta . Sekolah alam sudah meyakinkan diri serta melangkah, bahwa pendidikan yang hakiki adalah sebuah perpaduan antara kecerdasan otak (IQ), Kecerdasan Emosi (EQ) dan kecerdasan (SQ) yang dipelajari setiap hari secara terus-menerus dengan cara yang sederhana.
*Time Mase
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H