Lihat ke Halaman Asli

Harry Leaks

Narasi@Banyuwangi

Mbedah Bumi Ritual Adat Suku Osing Banyuwangi

Diperbarui: 8 April 2021   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembacaan doa mengawali prosesi ritual adat Mbedah Bumi

Banyuwangi - Sebelum di mulainya pengerjaan perbaikan saluran irigasi yang berada di Dusun Kejoyo Desa Tambong Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, puluhan warga menggelar ritual Mbedah Bumi di saluran Poncowati, Kamis (8/4/2021). Ritual adat warisan suku asli Banyuwangi (Osing) ini, kembali dihidupkan sebagai upaya nguri-uri budaya leluhur yang sudah lama mati dan tidak pernah dilaksanakan lagi karena tergerus oleh modernisasi global.

Ritual Mbedah Bumi merupakan bentuk kearifan lokal dari suku Osing dalam mengawali proses pembukaan lahan. Dengan digelarnya ritual ini, masyarakat menyakini bahwa kegiatan pengerjaan pembangunan sarana irigasi mendapat berkah dari Yang Maha Kuasa, dan terhindar dari segala bentuk gangguan.

Dokpri

Sama seperti jalannya ritual pada umumnya, ritual Mbedah Bumi kali ini juga menyediakan beberapa sajian khas selametan suku Osing. Hidangan ritual pada prosesi ini adalah Tumpeng Pecel Pitik. Setelah doa dipanjatkan, puncak dari tumpeng dipotong sedikit dan kemudian diletakkan di wadah dari daun pisang (Takir) bersama dengan bagian kaki (Ceker), sayap (Telampikan), kepala, dan bagian ekor (Berutu) ayam yang sudah dibakar. Wadah berisi makanan tersebut kemudian diletakkan di saluran air utama bersama dengan kemenyan yang dibakar. Setelah itu, peserta prosesi memakan tumpeng pecel pitik bersama-sama sebelum akhirnya para pekerja masuk ke badan sungai untuk membersihkan saluran irigasi utama, yang menandai awal dari kegiatan.

Menurut Slamet Kurniawan, jalannya ritual kali ini merupakan suatu kewajiban dalam pelestarian weluri dikala akan membuka lahan atau tanah. Ritual adat istiadat yang di wariskan turun temurun oleh leluhur di Banyuwangi ini, tidak lagi banyak dilakukan. Dirinya bersama Limo Pendowo berharap ritual atau selametan ini merupakan bukti konsentrasi penuh atas pekerjaan dengan segala prosesinya.

"Kami percaya sebagai bentuk penghormatan kita, serta ungkapan syukur atas ridho keselamatan yang diberikan oleh Allah SWT. Kami berharap pekerjaan ini akan lancar, sukses, dan berkah," pungkas pria asal Desa Kemiren yang akrab di panggil Nike ini.

Dokpri

Prosesi ritual Mbedah Bumi kali ini turut di hadiri perwakilan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Banyuwangi, dan perwakilan dari Pemerintah Desa setempat. (Harry Leaks)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline