Lihat ke Halaman Asli

Harry Dethan

TERVERIFIKASI

Health Promoter

Jika Kampanye Politik Disisipi Kampanye Protokol Kesehatan

Diperbarui: 7 Oktober 2020   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unimelb.edu.au

Pada bulan Desember nanti, banyak daerah di Indonesia akan melaksanakan pilkada serentak. Untuk itu, belakangan ini para pasangan calon yang akan maju dalam kontestasi tersebut mulai melakukan kampanye.

Melakukan kampanye di tengah kampanye merupakan hal yang cukup riskan. Karenanya, peraturan mengenai penegakkan protokol kesehatan telah dikeluarkan oleh KPU.

Meski begitu, masih terdapat beberapa pihak yang belum menjalankan aturan yang ada. Para calon pemimpin harusnya perlu menjadi contoh bagi masyarakat, terutama di masa kampanye. Kampanye politik perlu disisipi kampanye protokol kesehatan. Jika hal itu dilakukan, apa dampaknya?

Kampanye politik adalah ajang bagi para calon pemimpin daerah untuk memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai visi, misi, serta program-program mereka. Saat menjalankan kampanye, para paslon biasanya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjangkau banyak wilayah dan orang.

Dengan berbagai metode promosi hingga komunikasi, tim sukses dan para paslon akan "menjual diri" mereka agar mendapatkan simpati dari masyarakat. Hal tersebut tak ada salahnya. Justru mestilah demikian asalkan dilakukan dengan cara yang baik dan benar.

Akan tetapi, bayangkan saja jika semangat yang sama juga diterapkan untuk mengampanyekan protokol kesehatan. Caranya adalah dengan komunikasi secara verbal/langsung, membuat alat peraga atau promosi yang selalu dibawa, serta menjadi contoh.

Komunikasi verbal dapat dilakukan langsung oleh paslon saat sedang memberikan orasi. Saat memiliki kesempatan berbicara, para paslon bisa menyisipkan pesan-pesan dan ajakan untuk menerapkan cuci tangan, pakai masker, hingga jaga jarak.

Masyarakat biasanya menilai kata-kata dari calon pemimpin sebagai sesuatu yang baik. Karena itu, sosialisasi kesehatan yang diberikan oleh para paslon bisa menambah pengetahun, merubah sikap, hingga meningkatkan respon perubahan perilaku dari masyarakat yang mendengarkannya.

Cara berikutnya adalah membuat alat peraga atau promosi yang bisa selalu dibawa saat sedang kampanye. Alat peraga tersebut dapat berbentuk pamflet, hingga banner atau spanduk. 

Dengan menampilkan pesan kesehatan dalam bentuk visual, masyarakat yang mengikuti kampanye akan secara langsung terpapar informasi tentang cara mencegah Covid-19. Informasi yang diberikan akan membuat pengetahuan masyarakat mengenai protokol kesehatan makin bertambah.

Selanjutnya, cara terpenting yang perlu dilakukan oleh para paslon adalah menjadikan dirinya sebagai contoh. Saat para calon pemimpin melaksanakan protokol kesehatan secara taat dan disiplin, masyarakat yang notabene mengaggumi serta menghormati mereka akan mengikuti contoh positif tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline