Masa muda merupakan masa emas atau masa di mana manusia memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan dapat menghasilkan karya-karya yang gemilang. Di sisi lain, masa ini juga dapat menjadi momok bagi anak muda karena ketidaktentuan atau kebingungan akan kehidupan.
Istilah untuk menggambarkan ketidaktentuan dalam kehidupan anak muda biasanya disebut sebagai "quarter life crisis". Quarter life crisis merupakan suatu periode yang dimulai dari usia 20-an hingga 30-an yang mengakibatkan seseorang mengalami ketakutan, rasa ragu, kekecewaan dan rasa ketidakamanan terhadap hidupnya.
Quarter life crisis dapat disebabkan oleh faktor dari dalam maupun dari luar diri. Salah satu faktor dari dalam adalah sering membandingkan diri atau merasa lebih rendah dari orang lain.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan sedari masa anak-anak, biasanya seseorang sering disugesti sebagai seseorang yang tidak berharga ataupun seringnya mengalami kegagalan hingga seseorang merasa putus asa.
Keimanan seseorang juga dapat menjadi faktor dari dalam diri yang mendorong terjadinya hal ini. Seseorang yang tidak memiliki sandaran hidup ataupun pengharapan yang besar akan mudah mengalami kekacauan ketika ia mengalami hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Selain itu, Psikolog dan penulis, Dr. Lara Fielding mengatakan bahwa banyaknya pilihan, akses dan dukungan yang tidak diikuti oleh pendirian diri yang kuat dapat menjadi faktor yang mengakibatkan quarter life crisis. Hal ini berarti orang-orang muda yang hidup di zaman ini memiliki banyak pilihan dan peluang terhadap hidup. Banyaknya pilihan mengakibatkan ketakutan akan terjadinya salah memilih hingga tekanan yang membuat mereka depresi.
Penelitian yang dilakukan oleh Psikolog Dr. Oliver Robinson terhadap 2000 anak muda di Inggris menunjukkan bahwa faktor eksternal terbesar yang dapat menyebabkan quarter life crisis adalah ketidaktentuan finansial yakni sebanyak 53%. Faktor lain seperti pekerjaan yang tepat dan tantangannya, keinginan terhadap properti (rumah dan fasilitasnya) dan pasangan hidup yang tepat mengikuti dengan 20an%.
Jika krisis ini tidak ditangani dengan baik, maka akan mendatangkan dampak-dampak negatif bagi kehidupan anak muda. Dampak terhadap kehidupan sosial hingga kesehatan dapat tercipta dari problem ini.
Setiap orang sangat ingin dipandang dengan reputasi yang baik oleh orang-orang di sekitarnya. Baik dalam sisi ekonomi, pekerjaan yang baik dan kehidupan rumah tangga yang harmonis menjadi dambaan setiap anak muda. Hal ini membuat seseorang seringkali membandingkan kesuksesan orang lain dengan apa yang saat ini dimilikinya.
Rasa pesimis dan keraguanpun akan membuatnya tidak bisa menjadi diri sendiri, merasa level sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang ia pakai sebagai role model kesuksesannya.
Hal lainnya berkaitan mengenai gaya hidup. Seseorang akan meniru semua hal (pakaian, fasilitas, gadget, dll) yang dimiliki orang lain meskipun ia tidak memiliki cukup materi untuk memenuhinya.