Lihat ke Halaman Asli

Harry Dethan

TERVERIFIKASI

Health Promoter

Cerpen | Donat Sisa di Hari Ulang Tahun

Diperbarui: 2 Maret 2019   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: gatorchatter.com



Matahari mulai muncul secara perlahan. Burung-burung mulai berkicauan. Cahaya mulai masuk melalui sela-sela jendela dan menyentuh wajah Lukas. Matanya lalu mulai terbuka, menunjukan bahwa ia masih mendapatkan kesempatan di hari yang baru oleh sang Pencipta.

Hari baru, semangat baru dan tidak kalah pentingnya, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Menjadi seorang anak tunggal dari sebuah keluarga, membuatnya selalu merasa bahwa dirinya istimewa. Ia selalu dimanja. Apapun yang dimintainya selalu diberikan oleh orang tuanya.

Hari ini si anak manja telah umur 20 tahun. Banyak sekali harapan yang dia inginkan agar dapat terjadi hari ini. Ia mulai membayangkan kejutan-kejutan yang akan ia terima dari keluarga dan para teman, hadiah, hingga pesta ulang tahun yang pasti akan disiapkan baginya.

"Kira-kira hari ini hadiah apa yah yang akan kudapatkan? Motor baru? Handphone baru? Ah, rasanya aku tak sabar untuk menerimanya." Batinnya sambil tersenyum sendiri sembari masih berbaring di atas tempat tidur.

Setelah puas dengan semua khayalannya tentang apa yang akan ia dapatkan di hari ulang tahun ini, ia lansung beranjak dari tempat tidur dan bersiap pergi ke kampus. Setelah bersiap, ia duduk dan makan pagi bersama kedua orang tua tercinta.

"Selamat ulang tahun yah nak!" ucap sang ibunda membuka pembicaraan. "Selamat ulang tahun Lukas. Maaf bapak dan ibu tidak bisa beri apa-apa. Tapi kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu." Sambung bapaknya.

"Ia terima kasih bapak dan ibu!" katanya dengan tersenyum. "Hah, hanya begini saja ucapan mereka? Sama sekali tidak ada yang istimewa." Lanjutnya dalam hati. Wajahnya yang awalanya sumringah menunggu sesuatu yang istimewa dari kedua orang tuanya, lansung berganti menjadi wajah yang ditempeli dengan topeng kemurungan maksimal.

Selesai makan, Lukas lansung pamit dan pergi ke kampus dengan wajah yang muram. Perkuliahan ia ikuti dengan rasa jengkel kepada orang-orang di sekitarnya yang menganggap bahwa hari ini sama saja seperti hari biasanya. Padahal hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Sorepun tiba. Dengan tidak menggubris teman-temannya, ia lansung pulang. Sebelum lansung ke rumah, ia singgah dahulu ke supermarket unutk membeli beberapa keperluannya. Hatinya masih saja menyimpan rasa jengkel, bahkan emosinya makin memuncak.

Ia mulai menganggap dirinya adalah orang yang paling tidak beruntung hari ini. Semua harapan yang ia miliki, tak ada satupun yang terwujud. Semua pikiran negatif tentang orang-orang di sekitarnya memenuhi isi kepalanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline