Mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan Anda tapi lebih banyak berhubungan dengan perilaku Anda. Perilaku sangat susah diajarkan bahkan kepada orang yang sangat cerdas.
Perilaku atau faktor psikologis orang tenyata lebih menentukan keberhasilan kita mengelola uang. Banyak orang kaya bukan profesor di bidang ekonomi, dan sebaliknya banyak orang yang tidak lulus kuliah malah menjadi jutawan.
Kenyataan memang seperti itu, teman kecil saya, sudah haji dan punya bisnis yang kuat, dan saya tahu persis dia tidak mengecap bangku kuliah tapi kehidupannya lebih makmur dari pada saya yang kuliah ekonomi keuangan sampai tujuh tahun.
Menurut saya, Perspektif baru dengan argumen-argumen yang masuk akal adalah kekuatan utama buku ini. Menjelaskan berbagai anomali dan kebingungan orang atas kejadian terkait dunia bisnis, ekonomi maupun perilaku orang terhadap duit.
Membaca buku yang terdiri dari 20 bab terasa mudah. Setiap bab tidak banyak halaman yang harus diselesaikan, apalagi jarak antar spasi juga agak besar sehingga membacanya bisa cepat tanpa mengerutkan jidat berlebihan.
Setiap bab, menurut penulisnya menunjukkan cacat atau bias dan sumber perilaku buruk terpenting yang mempengaruhi manusia ketika memegang uang. Bagi saya yang bukan berlatar belakang psikologi, membaca buku ini cukup mudah, dan bagi pembaca tanpa latar belakang keuangan juga rasanya juga tidak sulit.
Di buku ini, Housel menjelaskan bahwa semua orang melakukan hal gila dengan uangnya, namun sebenarnya semua orang memiliki pandangannya sendiri-sendiri mengenai uang yang dibentuk dari dunia yang berbeda beda.
Kenyataan bahwa judi online atau togel lebih banyak dimainkan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah karena mereka memiliki pandangan dan pengalaman tersendiri terkait uang.
Bayangkan, apabila cara satu-satunya mencapai mimpi untuk mendapatkan sesuatu hanya melalui togel karena gaji sudah habis untuk makan, siapa pun dengan kondisi seperti itu, pasti akan bertaruh atau bermain togel.
Selain itu buku ini menginginkan kita mengakui peran keberuntungan dalam keberhasilan. Sehingga bila kita gagal kita tidak sakit hati dan bila berhasil juga tidak jemawa.