Bagi masyarakat desa yang akan berlebaran di kota, ancaman terhadap rumah yang kosong tidak hanya maling tapi juga api dan banjir.
Masyarakat kota yang mudik rumah yang ditinggalkannya biasanya rumah beton, sementara masyarakat yang di desa atau kota kecil masih banyak yang terbuat dari kayu.
Ketika lebaran tiba, tidak sedikit masyarakat desa yang milir ke kota. Berbagai alasan kenapa lebaran ke kota misalnya karena pekerjaan harus tugas di pedalaman, atau mertua tinggal di kota, atau ingin suasana lebaran di kota dan alasan lainnya.
Mudik (pengertian umum) adalah berlayar/ pergi ke udik (hulu sungai, pedalaman), istilah ini masih digunakan dalam di bahasa-bahasa Kalimantan sehari-hari misalnya dalam bahasa Banjar. Lawan kata Mudik adalah MILIR, Dalam bahasa Banjar istilah milir disebut Labuh (Wikipedia.org).
Rumah-rumah di desa terbuat dari kayu tentu memiliki resiko kemalingan dan juga memiliki resiko tambahan yaitu api atau resiko kebakaran. Selain itu rumah-rumah kayu di pinggir sungai Barito juga harus waspada terhadap Banjir. Sekarang banjir tidak bisa lagi diprediksi, setahun bisa datang beberapa kali.
Bahkan untuk rumah kayu di lanting pinggir sungai Barito, selain maling, api, banjir, lanting juga memiliki resiko tambahan yaitu resiko terdampar (istilah masyarakat lokal : tapanggang) Lanting ditinggalkan dan air sungai surut maka, rumah akan terdampar di pantai (bagian sungai yang kering karena air sungai surut).
Rumah Lanting adalah rumah rakit tradisional dengan pondasi rakit mengapung terdiri dari susunan tiga buah batang pohon kayu yang besar (Wikipedia.org).
Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum meninggalkan rumah kayu kita untuk milir lebaran dalam rangka mengantisipasi maling, kebakaran, banjir dan lanting terdampar, sebagai berikut :
1. Melaporkan ke RT/RW dan memberitahukan tetangga bahwa kita pergi lebaran ke kota, sekaligus saling meminta maaf.
2. Titip dokumen penting kepada keluarga atau kalo ada duit, notaris.
3. Memasang CCTV, kalo tidak bisa kurang duit beli CCTV pasang kamera CCTV dengan kabelnya, untuk menakut-nakuti maling/Pengalaman salah satu teman.