[caption id="" align="alignleft" width="396" caption="SBY vs Zidane"][/caption] Jakarta menjadi saksi sejarah ketika Irak menjuarai Piala Asia. Perang/kerusuhan yang sedang berkecamuk di Irak berhenti. Semua kompak menyaksikan tim nasional mereka mengalahkan Arab Saudi di partai puncak Piala Asia 2007 di stadion Gelora Bung Karno. Tim Irak yang terdiri dari berbagai suku yang sedang bertikai, bahu-membahu membela negaranya. Younis Mahmoud (suku Sunni) mencetak gol dengan sundulannya memanfaatkan umpan silang Hawar Taher (suku Kurdi). Sebagaimana kita ketahui antara Syiah, Sunni, Kurdi terus-menerus saling bermusuhan. Dengan sepakbola mereka bersatu padu dan membawa kedamaian. Sepakbola terbukti mampu membuat pihak-pihak yang saling bermusuhan bisa saling berangkulan. Sepakbola adalah bahasa universal untuk saling bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Posisi pemain dari mulai penjaga gawang, pemain bertahan, pemain tengah, dan penyerang memainkan perannya masing-masing. Paduan permainan mereka di bawah arahan seorang manajer (pelatih) ibarat orkesta sepakbola yang bisa dinikmati penonton. Orkesta sepakbola tersebut akan semakin indah dilihat jika semangat "fair play" dijunjung tinggi. Bagaimana jika para pemimpin dunia menempati pos pemain sepakbola tersebut? Siapa saja pemimpin dunia yang pantas masuk "The Dream Team" selayaknya Tim AC Milan ketika diperkuat trio belanda (Marco van Basten-Ruud Gullit-Frank Rijkaard). Menurut saya nama-nama pemimpin dunia di bawah ini layak masuk the dream team tersebut dengan skema 1-4-4-2. Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket
Photobucket
Gelandang Penyerang sekaligus play maker layak diserahkan kepada Barrack Obama. Sebagai presiden USA, sebuah negara yang hobi mengatur negara lain, dan orang paling berkuasa di dunia serta ditambah hobinya berolahraga dan visinya dalam membaca politik dunia semakin memantapkan Obama sebagai playmaker handal. Mengingat posisinya sebagai playmaker dan back up dari USA sebagai negara adidaya, plus sebagai penerima Nobel Perdamaian 2009, menjadikan Obama pantas diangkat menjadi kapten "The Dream Team". [caption id="" align="aligncenter" width="218" caption="President Barack Obama heads a soccer ball as he walks to The Oval Office Monday, July 13, 2009."]Photobucket
[/caption] Gelandang Penyerang berikutnya yang lebih banyak beroperasi dari sebelah kiri adalah Tony Blair. Blair merupakan mantan Perdana Menteri dari Partai Buruh dengan masa jabatan terlama, dan orang satu-satunya yang telah memimpin partai tersebut menjalani tiga pemilihan umum berturut-turut. Saat ini Tony Blair diperiksa oleh Panitia Khusus Penyelidikan Perang Irak atas kebijakan yang ia ambil ketika memutuskan untuk ikut bersama Amerika Serikat menyerang Irak dan menjatuhkan pemerintahan Saddam Hussein. Kebesaran Inggris dan kesetiaan Tony Blair kepada USA membuat dia layak menempati posisi ini sebagai tandem sejati sang play maker. Blair adalah suporter setia Newcastle United.Photobucket
Second striker adalah Mahmod Ahmadinejad. Presiden Iran yang terpilih dua kali ini merupakan eks pemain sepakbola. Lihat saja gayanya dalam menendang bola, jelas terlihat bahwa Ahmadinejad punya kemampuan olah bola yang tidak diragukan lagi. Keberaniannya berhadapan dengan negara raksasa seperti Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya mengisyaratkan keberaniannya melawan bek-bek musuh yang tinggi besar. Sebagai seorang doktor di bidang transportasi, membuatnya mampu mengatur dan mencari posisi yang baik untuk memasukkan gol-gol ke gawang lawan. [caption id="" align="aligncenter" width="461" caption="Mahmoud Ahmadinejad actually looks like he knows what he’s doing (in soccer, that is)"]Photobucket
[/caption] Striker murni adalah Evo Morales, presiden Bolivia. Lihat saja foto-fotonya berikut ini. Sebagai mantan pemain bola dan keberaniannya bermanuver dalam dunia politik seperti mengkritik praktek-praktek neoliberalisme dan globalisasi yang dilakukan oleh IMF, Bank Dunia, dan WTO, membuatnya layak menjadi penyerang yang mampu membuat terobosan-terobosan berbahaya.Photobucket
Photobucket
Setelah menyusun komposisi tim selesai, tinggal mencari siapa manajer dari "The Dream Team" ini. Perlukah memilih Fabio Capello bersama Arrigo Sacchi yang mampu membangun AC Milan menjadi "The Dream Team" pada eranya? Atau kita pilih Sepp Blatter, sang presiden FIFA atau Michael Platini, sang presiden UEFA? Atau mungkinkah sang Ketum PSSI Nurdin Halid yang lagi bermimpi menjadikan Indonesia tuan rumah Piala Dunia bisa menempati posisi ini? Siapapun manajernya, yang penting Peace Man! Sebagai sebuah tim, tentu saja hubungan antara masing-masing individu pemain akan baik. Masing-masing anggota tim mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai atau kelemahan dan kelebihan rekan satu timnya. Semangat korps (esprit de corps) sebuah tim akan membuat masing-masing individu akan saling bekerjasama, saling membantu dan saling mengisi, dan yang paling penting adalah saling mengerti posisi masing-masing untuk mencapai tujuan Tim. Komposisi Tim Impian di atas diharapkan akan menjadi tim jagoan (the winning team) menuju perdamian dunia. Sepakbola adalah bahasa universal untuk mendamaikan dunia. Seandainya para pemimpin dunia mau bermain bola, niscaya mimpi kita bersama bahwa dunia akan aman dan damai akan menjadi kenyataan. Peace Man! Referensi: http://www.goal.com/id-ID/news/1571/fokus/2009/4/20/1219631/fokus-sepakbola-senjata-menuju-perdamaian http://en.wikipedia.org/ http://cultureofsoccer.com/2007/04/20/world-leaders-soccer-fans/ http://www.kabobfest.com/2006/07/if-world-leaders-played-soccer.html