Lihat ke Halaman Asli

Parkirnya Gratis, Perginya yang Bikin Sakit dan Sulit

Diperbarui: 6 Desember 2023   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: lahan parkir. (Sumber: Pixabay/Harut Movsisyan)

Aku pernah datang ke hatimu, sekali waktu, dengan harapan yang tidak perlu: berpikir kamu akan jadi tempat parkirku yang tak perlu ditagih berapa lama waktuku berhenti, menginap, dan menetap.

Tidak. Ternyata tidak seperti itu. Kutaruh semua di tempat itu, lalu pergi dengan perasaan yang tak menentu: sakit dan sulit.

***

Aku tidak pernah mempermasalahkan parkir. Bayar atau tidak, sama saja. Aku datang, menaruh kendaraanku, menyelesaikan urusanku, lalu pergi.

Hubunganku dengan tukang parkir pun selalu baik-baik saja. Aku kenal beberapa --meski kutak tahu siapa namanya.

Lalu, ada yang mempersoalkan: tukang parkir datang hanya untuk meminta uang, tetapi tidak pernah membantu. Maksudku, bantuan seperti apa yang kamu inginkan?

Berharap tukang parkir yang mengeluarkan kendaraanmu seperti layaknya tamu hotel bingtang-5? Tidak! Siapa kamu dan apa kendaraanmu? Pun di mana kamu parkir?

Baru setelah itu kamu kesal: ada uang yang mesti kamu keluarkan dan kamu kepikiran malah tidak ikhlas.

Tuhan!

Anggaplah itu tempat yang tidak diperuntukan untuk parkir. Tetapi, pada akhirnya kamu memarikirkan kendaraanmu di situ.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline