Kisah kemerdekaan bangsa Indonesia selalu diceritakan dengan patriotik untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air .Proklamasi Kemerdekaan adalah keputusan terberani bangsa ini untuk mengambil sikap mereka setelah kekalahan Dai Nippon sebagai penguasa Asia Timur Raya pada saat itu. Kalau kisah pertempuran arek-arek Suroboyo di 10 November, Bandung Lautan api sampai pertempuran merebut kota Jogja yang sangat legendaris itu baru terjadi setelah proklamasi kemerdekaan.Ada beberapa momen disekitar Proklamasi yang tidak banyak diketahui, Ada unsur heroik didalamnya dikarenakan keterbatasan keadaan saat itu meski tak sepatriotik cerita diatas.
1. Perayaan Sederhana di Hari Proklamasi Merdeka lepas dari segala penjajahan itu ibaratnya memenangkan piala Dunia, Harus dirayakan dijalan-jalan kota dengan penuh suka cita atau sambil konvoi, Pesta kembang api.Tapi suasana Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 belum mengizinkannya.Meskipun Jepang telah menyerah kalah, Mereka masih pegang senjata dan sewaktu-waktu bisa membubarkan acara dengan kekerasan, Karena itu Proklamasi tidak dilangsungkan di tempat umum seperti rencana semula di Lapangan Ikada, Melainkan di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur no.56 Jakarta.
Adalah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Tadashi Maeda yang menghargai semangat dan cita-cita mulia bangsa Indonesia untuk segera merdeka, Maka dari itu Ia menyediakan tempat tinggalnya untuk merumuskan naskah Proklamasi serta menjamin keselamatan Soekarno-Hatta,Walaupun konsekuensinya Ia bisa mendapat hukuman berat dari institusi nya, Tapi Maeda meyakini bahwa Kemerdekaan Indonesia harus segera dicapai dan harus murni tanpa campur tangan Jepang. Sungguh mulia tekad Maeda walau hukuman itu akhirnya menghampirinya, Ia dijebloskan ke penjara oleh Sekutu karena dianggap membantu mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan sepulang ke Jepang, hukuman dari Mahkamah militer Jepang juga telah menantinya.
Tadashi Maeda dihari tuanya memutuskan keluar dari militer dan memilih menjadi rakyat biasa. Kembali ke suasana detik-detik Proklamasi yg berlangsung secara sederhana meski ratusan tahun masa penantiannya, Barulah pada 19 September 1945, Ratusan ribu massa membanjiri Lapangan Ikada untuk meminta kejelasan Kemerdekaan kepada para pemimpin nasional serta membulatkan tekad untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut. Presiden Sukarno lalu meyakinkan rakyatnya bahwa segenap pemimpin akan tetap mempertahankan kemerdekaan bagaimanapun carannya.Rakyat lalu bubar dengan suasana damai ,merdeka dan gegap gempita.
2. Foto-foto Proklamasi Karena keadaan yang belum memungkinan, Proklamasi Kemerdekaan berlangsung secara sederhana, Bahkan tidak ada wartawan yang meliput momen bersejarah tersebut. Adalah Franz Mendur dan Alex Mendur dua orang kakak beradik yang sadar cuma mereka fotografer diacara proklamasi tersebut.Ada 3 momen penting yang mereka foto, Yaitu saat pembacaan teks proklamasi, Pengibaran bendera merah putih dan suasana para pemuda yang menghadiri acara proklamasi kemerdekaan tersebut.
Tidak seperti sekarang setelah habis foto bisa langsung diunggah ke Socmed atau dibikin Insta story, Zaman itu foto perlu dicetak terlebih dulu, Dan perjuangan Mendur bersaudara tidaklah mudah, Mereka harus kejar-kejaran dengan tentara Jepang.Setelah tertangkap, Tentara Jepang langsung memusnahkan foto-foto bersejarah yang momennya tentu tak bisa diulang kembali.Beruntung Franz Mendur masih memiliki klise foto yang Ia kubur dibawah pohon untuk mengecoh Jepang.
Meskipun Klise selamat ,Ia masih harus berjuang mencuci dan mencetaknya disebuah lab foto. Kalau sampai ketahuan Jepang Ia bakal dihukum mati. Syukurlah foto-foto tersebut bisa dicetak, Dan sampai sekarang terus diperbanyak, muncul dibuku-buku pelajaran sekolah, Sebagai foto bersejarah bukti sahih kemerdekaan bangsa ini yang mengambilnya pun harus bertaruh nyawa.
3. Penyebaran Berita Proklamasi
Diera modern seperti sekarang, Suatu berita bisa langsung menyebar dengan cepat atau viral melalui internet.Tapi ditahun 1940-an belum ada yang punya TV apalagi social media, Jadi bagaimana cara agar berita proklamasi bisa menyebar dengan cepat?
Adalah Yusuf Ronodipuro seorang penyiar radio yang dikenal pula sebagai Bapak RRI.
Saat itu Yusuf masih berada digedung kerjanya karena tidak diizinkan keluar oleh Kempeitai atau Polisi Jepang,Sedangkan diluar, Entah bagaimana carannya seorang utusan Adam Malik bernama Syahrudin bisa menembus penjagaan Kempeitai dan memerintahkan Yusuf untuk membacakan berita kemerdekaan Indonesia.Tapi masalahnya, Studio siaran tidak terhubung lagi dengan pemancarnya, Disaat mereka sedang kebingungan, Ada seorang teknisi yang dapat mengakalinya sehingga pemancar bisa terhubung kembali.
Nah masalah belum selesai disini, Justru inilah masalah terbesarnya,Jika sampai Militer Jepang tahu, Mereka pasti akan menghukum mati Yusuf ditempat.Setelah cukup lama berdiskusi, Seorang kawan Yusuf, Bachtiar Lubis memiliki ide untuk memakai saja Ruang siaran luar negeri yang ditutup Jepang pada 15 Agustus 1945.Kebetulan ruang itu tidak dijaga, Setelah diutak-atik sedemikian rupa, Beritanya ternyata sukses tersiar ke dalam negeri.
Tapi celakanya seorang perwira tinggi Kempeitai tahu dan hampir saja Yusuf dan Bachtiar ditebas dengan katana, Untungnya seorang Kolonel Jepang datang menyelamatkan mereka dengan alasan Ia memiliki kesamaan selera seni dengan Yusuf, Meski terdengar agak konyol, Yang penting Yusuf selamat dan berkat perjuangan ia dan rekan-rekannya,Berita proklamasi menyebar ke seluruh penjuru negeri, Lalu disiarkan ulang oleh radio-radio luar negeri.Sehingga dunia tahu bahwa bangsa Indonesia sudah merdeka dan berhak diakui kedaulatannya Meskipun banyak yang beranggapan bangsa ini masih belum merdeka karena masih terjajah secara ekonomi, budaya dan alasan-alasan lainnya.
ya Kau mungkin kecewa kawanku! tapi yakinlah kita sudah melewati banyak sejarah,perjuangan dan berbagi penderitaan. Majulah! setiap tetes darah yang tertumpah untuk kemerdekaan bangsa ini harus dibayar oleh generasi baru yang akan membawa kemajuan untuk bangsa ini(Bayu Skak)