Sebelum kita membahas lebih lanjut topik ini, lebih dahulu kita luruskan apa yang dimaksud topeng dalam tulisan ini. Topeng yang kita bahas dalam tulisan ini tentu bukan fisik topeng itu sendiri, tetapi salah satu fungsi dari topeng itu yaitu "sebagai penutup keaslian untuk menarik minat orang".
Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan yang terdahulu yang berjudul "Haruskah Kita Menggunakan Topeng?" Kesimpulan yang didapat dari tulisan itu ada 2 jenis topeng yang boleh dan tidak boleh digunakan oleh kita manusia. Topeng yang boleh kita gunakan tentunya adalah topeng yang tidak merugikan orang lain. Sementara topeng yang merugikan orang lain harus kita tanggalkan.
Topeng yang tidak merugikan orang lain dibagi lagi menjadi 2 yaitu topeng yang digunakan oleh umat Kristen dan non Kristen. Dimata manusia topeng tersebut memang baik, karena tidak merugikan orang lain, bahkan kadang-kadang topeng tersebut bisa membuat orang lain senang melihatnya. Tetapi topeng-topeng yang digunakan oleh orang Kristen dalam hal ini hamba Tuhan, pendeta, gembala, pelayan, aktifits, majelis dan jemaat walau topeng itu tidak merugikan orang lain, namun dimata Tuhan itu adalah kekejian dan menjijikan.
Sekarang yang menjadi pertanyaan bisakah kita melepaskan topeng-topeng tersebut? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita selidiki dulu kapan topeng itu pertamakali digunakan. Sebelum manusia jatuh dalam dosa, kehidupaan manusia dalam keadaan terbuka transparan, artinya tidak ada sesuatu yang menutupinya, bahkan manusia pertama Adam dan Hawa tidak perlu penutup dalam tubuhnya..
Tetapi setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia membutuhkan topeng untuk menutupi kesalahan dan dosanya. Yang perlu penutup bukan saja kehidupan rohaninya, tetapi tubuh jasmani manusia juga perlu penutup, perlu topeng. Tidak heran jika saat ini disetiap suku bangsa dan daerah memiliki topeng yang berbeda-beda.
Yang kita bicarakan dalam tulisan ini adalah topeng rohani. Yang sering dipakai oleh manusia sekarang ini adalah topeng yang berhubungan dengan jiwa dan rohani seseorang. Topeng yang tidak kelihatan, tetapi bisa merubah karakter dan pribadi seseorang. Yang jahat nampak baik, yang pemarah nampak pengasih, yang kasar nampak lembut, yang tidak soleh nampak soleh dan yang kelihatan baik padahal dirinya seorang pembunuh berdarah dingin dan tak berperikemanusiaan. Pokoknya orang yang memakai topeng sangat mengerikan, karena dibalik topeng tersebut tersembunyi hal-hal yang sangat merugikan.
Bicara masalah topeng ini banyak tokoh-tokoh Alkitab yang dalam kehidupannya juga sering menggunakan topeng. Perlu diketahui ciri orang yang menggunakan topeng pasti adalah orang yang telah melakukan kesalahan dan untuk menutupi kesalahan tersebut mereka menggunakan topeng Seperti misalnya Daud sebelum Daud jatuh dalam dosa, Daud tidak pernah menggunakan topeng. Daud menjalankan kehidupannya apa adanya.
Ketika masih sebagai peng-gembala domba kehidupan Daud transparan terbuka. Disaat itulah Daud dijunjung tinggi oleh Tuhan, walau Daud tidak segagah atau mungkin tidak setampan dengan saudara-saudaranya, tetapi dimata Tuhan Daud justru sangat berharga Hal ini perlu diingat dan dicatat Tuhan menyayangi orang-orang yang tidak berada dibalik topeng. Artinya Tuhan membenci orang yang menggunakan topeng dalam kehidupannya.
Bukti Tuhan menyayangi dan memilih Daud. Yaitu disaat orang tua Daud memperkenalkan saudara-saudaranya kepada Samuel yang diutus oleh Allah untuk mengurapi orang yang dipilihNya. Ternyata semuanya tidak diperkenankan oleh Tuhan tidak terpilih, justru Daud lah seorang peng-gembala domba yang berkenan, maka dari itu Daud yang diurapi oleh Samuel. Yang menjadi pertanyaan mengapa saudara-saudaranya Daud tidak dipilih oleh Tuhan, karena mereka semuanya memakai topeng. Topeng apa yang mereka pakai? Karena mereka semua adalah tentara kerajaan, sudah barang tentu topeng yang mereka pakai adalah topeng keangkuhan dan kesombongan.
Siapa tidak bangga menjadi seorang tentara, apalagi di zaman dahulu, tentunya sangat terhormat, sekarang saja sebagai tentara pasti dihormati dan disegani. Dari penampilan pasti sangat berbeda dengan orang biasa. Demikian halnya dengan saudara-saudara Daud. Dalam berpakaian dan berjalanpun pasti beda, tentunya dibuat segagah-gagah mungkin, supaya terlihat perkasa dan berwibawa. Mungkin dalam gaya bicarapun juga berbeda.
Mungkin saudara bertanya dimana letak kesombongan dan keangkuhan saudara-saudara Daud tersebut? Dalam Kitab 1 Samuel 17:28-29 nyata jelas bagaimana saudara-saudara Daud memperlakukan Daud. Perlu diketahui kedatangan Daud di medan pertempuran tersebut bukan kehendaknya sendiri, tetapi karena perintah dari orang tuanya untuk membawakan makanan kepada saudara-saudaranya tersebut.