Lihat ke Halaman Asli

Harry Wiyono

Hamba Tuhan

Haruskan Kita Menggunakan Topeng

Diperbarui: 13 Juni 2023   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Fungsi dari pada topeng adalah untuk menutupi wajah, menambah nilai seni bagi pemakainya, bisa menimbulkan unsur mistis atau kepercayaan pada topeng-topeng tertentu, dan untuk menarik minat orang lain. Dalam tulisan ini saya lebih menekankan pada pengertian yang terakhir yaitu "untuk menarik minat orang lain". Dengan pengertian untuk menarik minat orang lain, maka pengertian topeng seutuhnya adalah "menutupi keaslian supaya menarik minat orang".  

Melalui pengertian tersebut maka secara tidak sadar dijaman modern sekarang ini kita sudah terikat pada pemakaian topeng tersebut. Secara tidak sadar kita sudah memakai atau menggunakan topeng setiap hari dan setiap saat. Pemakai topeng ini tampaknya tidak terbatas pada saat kita muda atau dewasa, tetapi ternyata semenjak kecil sampai tua kita terus menggunakannya.

Sebagai contoh ketika kita masih kecil kita sudah didandani oleh orang tua supaya kita bisa menarik semua orang, apalagi setelah dewasa. Ada yang semula rambutnya lurus dibikin keriting, sebaliknya yang keriting dibuat lurus. Yang semula rambutnya hitam diwarnai dengan berbagai warna. Yang semula hidungnya pesek dibuat mancung dan lain sebagainya. Topeng yang dipakai oleh orang tua tampak lebih nyata. Misalnya yang seharusnya rambutnya sudah memutih, dicat hitam sehingga tampak lebih muda. Demikian pula dengan orang tua yang sudah ompong diganti dengan gigi palsu sehingga terlihat awet muda. Inilah topeng-tepong yang digunakan oleh manusia setiap harinya.

Pemakaian topeng lebih terlihat lagi menjelang pemilu ini, banyak orang-orang khususnya orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik rata-rata semuanya telah menggunakan topeng, supaya tidak terlihat keburukannya, tidak terlihat kekurangannya. Semua berlomba membangun citra, kadang-kadang dalam membangun citra tersebut tidak sedfikit kocek yang harus dikeluarkannya. Yang lebih tidak terpuji kadang-kadang dalam membangun citra, yang bersangkutan tidak segan-segan menjatuhkan lawan saingannya sehingga menderita. Perlu diketahui topeng yang digunakan oleh tokoh-tokoh politik ini tidak kenal itu kawan atau lawan. Keluarga, sahabat bahkan orang tua pun bisa jadi lawan,  yang penting baginya bisa memperoleh kemenangan. Bisa diartikan topeng-topeng yang digunakan oleh para elit politik benar-benar kejam.

Tidak kita sadari topeng yang kita pakai ini sudah menjadi bagian hidup dari pada manusia. Kemanapun kita berada kita membawa dan menggunakan topeng ini, terkecuali ketika kita tidur dan setelah mati nanti. Sejarah penggunaan topeng ini dimulai yaitu ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Saat tu Adam dan Hawa menggunakan topeng dengan bersembunyi di semak-semak dan menurutupi tubuhnya dengan dedaunan. Adam dan Hawa menganggap dengan menggunakan topeng itu Allah tidak tahu.

Topeng seterusnya digunakan oleh Kain. Setelah Kain membunuh Habil adiknya mulai saat itu Kain menggunakan topeng. Topeng yang digunakan oleh Kain tidak saja tanah yang digunakan untuk mengubur Habil, Kain juga menggunakan topeng argumentasi dengan Tuhan dengan mengatakan "apakah aku penjaga adikku?

Sejarah yang tidak mungkin terlupakan oleh umat Kristen di dunia, yaitu ketika Yudas Iskariot menggunakan topeng. Dengan menggunakan topeng itu Yudas merencanakan untuk membunuh Yesus. Jadi setelah Yudas dikuasi oleh uang, mulai saat itu Yudas mulai menggunakan topeng.

Tokoh Alkitab lainnya yang juga menggunakan topeng adalah Ananias dan Savira. Akibat dari adanya penggunaan topeng untuk menutupi kesalahannya Ananias dan Savira meninggal dunia. Apapun yang dilakukan oleh manusia walaupun menggunakan topeng sebanyak-banyaknya dan setebal apapun pasti Allah tahu karena Allah maha tahu.

Di dunia sekuler sekarang ini banyak sekali orang-orang yang menggunakan topeng untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Topeng mereka gunakan melalui penampilan dan perilaku yang meyakinkan. Dengan itu mereka bisa mengelabuhi, memperdaya dan yang pada ujungnya dapat merugikan, menyusahkan dan bahkan bisa membawa kematian karena topeng yang digunakan.

Penipuan, penghasutan berkedok agamapun saat ini makin marak dilakukan. Penipun ini tidak saja dilakukan dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah, tetapi juga dilakukan dipinggir jalan serta ditengah kendaraan. Dengan berkedok agama mereka mengelabuhi banyak orang. Yang paling miris adalah korban penipuan yang dilakukan oleh para pemuka agama. Berapa banyak santraiwati yang menderita dan kehilangan masa depannya karena orang-orang yang berkedok agama. Berapa banyak calon haji yang mengalami kerugian milyar rupiah akibat para pengusaha yang berkedok agama.

Masih ingat kasus Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), berapa ratus milyar rupiah masyarakat mengalami kerugian akibat penipuan berkedok agama ini. Kasus ini adalah kasus penyelewengan dana CSR ahli waris korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 dari perusahaan pembuat pesawat Boeing, kemudian masalah penggunaan uang donasi yang tidak sesuai peruntukannya yaitu terkait dengan informasi yang diberikan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPAT). Ini semua dilakukan melalui topeng agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline