Lihat ke Halaman Asli

Dilema PDIP Menjadi Oposisi

Diperbarui: 14 November 2023   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat mendaftarkan diri Ke KPU RI (Sumber: Instagram/@ganjar_pranowo)

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah didepan mata. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada (13/11/2023) telah mengumumkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan bertarung pada pesta demokrasi lima tahunan ini. 

Tiga pasang calon sudah resmi akan bertarung untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden selanjutnya. Ketiga pasang itu ialah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Dari ketiga pasangan calon (paslon), hanya ada satu paslon (Anies-Muhaimin) yang condong memposisikan diri menjadi pihak oposisi pemerintahan sekarang, sedangkan dua lainnya cenderung lebih pro pemerintahan (Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran). 

Namun beberapa waktu terakhir kubu Ganjar-Mahfud mulai melakukan aksi kritik pemerintahan pusat terutama kepada Presiden Jokowi. Ini tidak terlepas dengan jadinya putra sulung Jokowi, Gibran menjadi cawapres Prabowo. Padahal Gibran sama seperti Presiden Jokowi merupakan kader dari PDIP yang sudah mendeklarasikan dukungan pada pasangan Ganjar-Mahfud. 

Menanggapi hal itu pakar politik Ikrar Nusa Bhakti pada acara Kompas Petang, di Kompas TV mengatakan, kritik yang dilakukan oleh PDIP dan Ganjar sebagai wujud PDIP sedang berjarak dan sudah ditinggalkan oleh keluarga Jokowi. 

Pandangan itu dibantah oleh politisi PDIP Putra Nababan. Menunjukkan bahwa PDIP akan melakukan percepatan atas program-program yang mandeg apabila pasangan Ganjar-Mahfud MD terpilih sebagai presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024. 

Bumerang bagi Ganjar-Mahfud

Kritik-kritik yang dilontarkan oleh PDIP dan Ganjar bukan hanya memengaruhi pemerintahan Jokowi saja tetapi pada elektabilitas Ganjar-Mahfud sendiri. 

Pada dua survei terbaru memperlihatkan suara Ganjar-Mahfud mengalami penurunan bahkan dikejar oelh paslon Anies-Muhaimin yang selalu pada posisi paling buncit.

Pada survei Indikator politik yang dilakukan pada 27 Oktober-1 November 2023. Pada survei ini memperlihatkan pasangan Ganjar-Mahfud mengalami penurunan yang semula pada survei awal Oktober meraih 27,6 persen menjadi 22,2 persen pada survei terbaru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline